Mohon tunggu...
Wa Ode Nur fadilla Hidayat
Wa Ode Nur fadilla Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi yang gemar mengungkapkan berbagai macam hal dalam sebuah tulisan. Memiliki mimpi yang tinggi dan terus berusaha untuk menjadi lebih baik. Moto Hidup: You Have to Sieze the Moment.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Tantangan Perusahaan Asuransi di Masa Pandemi Covid-19

25 November 2022   17:21 Diperbarui: 25 November 2022   17:30 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Pandemi mengubah perspektif setiap orang secara keseluruhan mengenai kemampuan beradaptasi dan berinovasi agar tetap bertahan di kondisi yang serba sulit. Dengan adanya situasi pandemi Covid-19, kesadaran masyarakat akan perlindungan diri terutama kesehatan semakin meningkat, bahkan telah menjadi prioritas tertinggi. Masyarakat pun mulai menyesuaikan diri dalam memahami dan mencari perlindungan diri melalui asuransi.
Peristiwa tersebut dapat menjadi keuntungan sekaligus tantangan bagi perusahaan penyedia asuransi. Bagaimana tidak, Di tengah perubahan pemahaman masyarakat terhadap asuransi selama pandemi Covid-19, sentuhan khusus yang mendalam kepada masyarakat (nasabah) menjadi penting.

Tekanan ekonomi dan sosial akibat pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi industri asuransi. Klaim asuransi terus mengalami kenaikan seiring naiknya pula lonjakan kasus covid-19, baik di industri asuransi jiwa maupun umum. Kondisi itu dibarengi oleh turunnya penerimaan premi yang dikarenakan pendapatan masyarakat yang berkurang selama pandemi covid-19, sehingga alokasi belanja asuransi pun menurun.

Adapun masalah klasik yang paling banyak disoroti hingga kini adalah penjualan asuransi oleh oknum agen dengan agresif, demi mengejar keuntungan semu tanpa memperhitungkan risiko masa depan untuk perusahaannya. Saat menghadapi pandemi Covid-19, praktik tersebut sangat rawan, terlebih sentimen masyarakat atas citra buruk perusahaan penyedia asuransi kian meningkat dan hal tersebut dapat menimbulkan masalah yang pada akhirnya menghambat tumbuhnya bisnis dengan sehat.

Tenaga pemasar patut menjelaskan kepada calon nasabah unit-linked bahwa produk asuransi bersifat volatil dan nasabah harus memahami prioritasnya terkait proteksi. Penjelasan yang tidak baik dapat membuat nasabah kecewa saat terjadi penurunan nilai investasi, seperti saat pandemi berlangsung.

Terlebih lagi kondisi pandemi membuat ruang lingkup untuk bergerak dan beraktifitas menjadi terbatas sehingga perusahaan penyedia asuransi harus menyiapkan langkah cerdas untuk mengantisipasi segala kemungkinan. Perusahaan asuransi harus mampu meningkatkan kesadaran risiko dan pemahaman proteksi seperti apa yang nasabah butuhkan. Selain itu strategi perusahaan seperti strategi resolve, resilience, re-engineer, restructure, dan redefine perlu dijalankan untuk menghadapi tantangan tersebut.

  1. Resolve, adalah cara perusahaan penyedia asuransi untuk menemukan solusi atas masalah bisnis asuransi di tengah pandemi. Setelah itu, perlunya tindakan mengukur potensi kerugian perusahaan dengan teliti. Sebagai contoh, dimasa pandemi dimana setiap pergerakan menjadi sangat terbatas, asuransi digital hadir sebagai solusi atas kemudahan nasabah atau calon nasabah untuk menjangkau produk asuransi. 
  2. Resilience, merupakan strategi bertahan yang dapat dilakukan perusahaan penyedia asuransi ketika bisnis menurun dengan melakukan efisiensi biaya serta efektivitas kemudian mempertahankan kepuasan layanan nasabah tetap saat ini. Bertahan di masa pandemi yang tak menentu adalah hal tersulit untuk dilakukan. Banyak perusahaan gulung tikar karena pelaksanaan strategi resilience tidak berjalan sebagaimana mestinya.
  3. Re-engineer, adalah strategi yang dilakukan melalui penyederhanaan bisnis proses serta membuat produk sesuai keinginan tiap nasabah, sehingga dapat memudahkan nasabah menjangkau produk asuransi.
  4. Restructure, dengan melakukan restrukturisasi organisasi berdasarkan tantangan yang dihadapi serta kebutuhan perusahaan dapat dilakukan demi menyesuaikan diri dengan kondisi pandemi covid-19.
  5. Redefine, yang bermakna usaha untuk mememetakan kembali strategi dan model bisnis, pasar serta partner kerja. Selama pandemi covid-19, setiap perusahaan yang berkutat dalam industri bisnis berada dalam kondisi rawan dan kekhawatiran akan runtuhnya perusahaan. Sehingga pemetaan kembali strategi dan model bisnis, pasar serta bijaksana dalam memilih partner kerja perusahaan sangat pernting untuk dilakukan dengan seksama.

Itulas sedikit penjelasan mengenai Tantangan Perusahaan Asuransi di Masa Pandemi Covid-19, semoga melalui tulisan ini dapat menambah pengetahuan anda dan selalu nantikan tulisan-tulisan saya berikutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun