Hari kedua pelatihan Pembuatan Soal AKM. Ini saatnya mempraktikkan semua ilmu yang didapat. Tak hanya murid yang mendapat tugas setelah diajar. Guru---pembelajar sepanjang hayat---pun begitu.
Sebagai info, Asesmen Nasional---induk AKM---bertujuan tidak hanya memantau dan mengevaluasi, melainkan meningkatkan mutu belajar-mengajar. Pada gilirannya, akan meningkatkan hasil belajar murid.
Tak berbeda dari hari pertama, pintu aula belum dibuka meski jarum pendek telah telah see you bye-bye pada angka tujuh. Nampaknya sudah diatur agar peserta datang lebih dulu, menunggu pintu dibuka. Macam antri bansos saja.
Setelah melakukan registrasi (tak langsung dapat snack box seperti kemarin), kami menempati singgasana masing-masing. Seorang pejabat diknas, ibu-ibu, mengajak peserta mengawali kegiatan dengan berdoa. Mik langsung diberikan pada Bapak Imam Taufik, yang memberikan panduan cara membuat soal AKM bagi peserta.
Panduan tersebut berisi satu kalimat perintah "Buatlah 1 stimulus disertai 3 soal dengan level kognitif yang berbeda (pemahaman, aplikasi, penalaran) dengan ketentuan sebagai berikut:"
1) Stimulus bisa membuat sendiri atau mengambil sumber lainnya (koran, jurnal, novel, dll). 2) Soal dibuat dalam bentuk "KARTU SOAL" seperti yang sudah dicontohkan pada paparan materi. 3) Minimalkan penggunaan rumus dalam penyelesaian soal (mengacu pada soal-soal PISA) [Nah, ini agak ribet bagi guru matematika, membuat soal tapi yang penyelesaiannya tanpa rumus...?]
4) Soal dibuat menarik (dengan mencantumkan gambar misalnya) dan harus mengukur kemampuan numerasi. 5) Ada kebaruan (Tidak mencontoh soal-soal AKM yang sudah ada di website pusemenjar).
Berdasarkan panduan tersebut, tebak, apakah membuat soal AKM ini mudah atau sulit?
Peserta akan bekerja sesuai kelompok yang sudah dibagi oleh Ibu Mahita Sari kemarin. Dalam aula utama hanya tersedia empat meja, berarti hanya bisa memfasilitasi empat kelompok. Bagaimana nasib enam lainnya? Ada satu ruangan Disdik, sepertinya gudang, di mana tersedia cukup meja. Di ruangan inilah empat kelompok bekerja. Dua lainnya, nekat menggunakan kursi di bagian belakang aula.
Baca juga: Apa dan Bagaimana Cara Membuat Soal AKM?
Baru saja duduk, salah satu guru perempuan, sepantaran atau lebih muda di bawahku langsung memberi usul, "Soalnya bisa di-download ndak sih?" Jeng-jeng... Kalau gurunya saja maunya yang praktis, muridnya apa kabar?