Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tes Online, Menguji Pengetahuan atau Kejujuran?

5 Juni 2020   13:25 Diperbarui: 6 Juni 2020   05:08 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi mengikuti tes online. (sumber: KOMPAS.COM)

"Silahkan doa pribadi sebelum mengerjakan." | "Fifteen minutes later!" | "Silahkan kumpulkan dalam posisi tertutup ke bangku sebelah kanan." ... Demikian instruksi yang sudah dihafal murid-murid saya di musim tes. Tapi itu dulu...

Awal April---sebulan sudah para emak jadi guru di rumah---kami membahas tes kenaikan, Penilaian Akhir Tahun (PAT), yang bakal digelar online. Anak SD tes online, yakin?

Disepakati bahwa perangkat tes disajikan melalui platform populer Google Classroom. Bentuk soal pilihan ganda, jumlahnya 30 untuk kelas besar, dan 25 untuk kelas kecil. Inilah kali pertama dalam sejarah, ujian kenaikan kelas secara online!

Banyak rekan guru bingung, bagaimana sekolah mengontrol pelaksanaan tes? Dari pembelajaran online sebelumnya, masih ada anak dan orang tua kesulitan, "submit" lebih dari sekali karena takut belum masuk. Lagi pula tidak semua murid punya fasilitas HP pribadi, jadi harus menunggu orang tua pulang bekerja. (sekolah swasta lho ini)

Bagaimana kalau murid tidak jujur saat mengerjakan? "Konsekuensi. Sekaligus ujian bagi orang tua bagaimana mereka membentuk anaknya", jelas wakasek. Dalam kondisi ini, standar pencapaiannya takkan sama seperti sebelumnya.

Ujian boleh online, tapi kejujuran adalah "barang kuno". Banyak orang rela menukarnya demi nilai bagus. Di Indonesia, orang tua kebanyakan menaruh standar prestis pada rapor anak. Mau pandemi kek, mau normal; angka rapor berarti segalanya.

Himbauan pemerintah dinas pendidikan, proses belajar di tengah pandemi tidak menuntut capaian kurikulum. "Yang penting ada pembelajaran dilakukan siswa".

Terkait tes, dikembalikan sekolah masing-masing, mau mengadakan tes atau tidak, karena kriteria kenaikan kelas dipatok dengan nilai rapor. Nah, kami sekolah swasta, harus menjunjung tinggi standar kualitas. Untuk itulah kami dibayar.

Ilustrasi murid mengerjakan tes online, foto: dokumentasi orang tua
Ilustrasi murid mengerjakan tes online, foto: dokumentasi orang tua

Tibalah waktu ujian. Link soal tes diberikan melalui grup WA, kesempatan mengerjakan dari pukul 08.00-23.59 WIB, meski panduan berbunyi "Waktu pengerjaan 120 menit". Ini kebijakan untuk murid yang orang tuanya baru pulang sore atau malam. Sekaligus jadi "durian runtuh" bagi mereka yang ingin unggul.

Mata pelajaran hari pertama, Pendidikan Agama. Mapel ini bersifat teori, kurang dari 30 menit mereka "Done". Murid yang lebih pro, hanya perlu 15 menit! Hebat, canggih. Mereka bermasalah saat "melahap" Tematik, Matematika dan Sains.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun