CISAGA, Kab.Ciamis, Kompasiana.com - Setiap awal tahun ajaran baru, banyak sekolah berlomba-lomba menjaring siswa baru. Spanduk pendaftaran dipasang, brosur dibagikan, dan promosi dilakukan lewat media sosial. Namun, di balik gegap gempita itu, ada sekelompok lembaga pendidikan yang sering kali terabaikan dalam kompetisi ini yaitu madrasah.
Ya, madrasah, yang selama ini menjadi tempat anak-anak belajar agama sekaligus pelajaran umum kini menghadapi tantangan besar berupa kesulitan mendapatkan siswa baru. Fenomena ini bukan hanya terjadi di satu atau dua tempat, tapi menyebar di banyak wilayah pedesaan di Indonesia.
Mengapa Madrasah Kurang Diminati?
Ada beberapa alasan yang membuat madrasah mulai kehilangan daya tariknya di mata sebagian orang tua:
Stigma "Sekolah Cadangan"
Masih ada anggapan bahwa madrasah hanyalah pilihan terakhir. Ketika anak tidak diterima di sekolah negeri atau swasta favorit, barulah madrasah jadi pilihan. Padahal, kualitas pendidikan di madrasah tidak kalah, terutama dalam membentuk karakter dan akhlak siswa.Fasilitas yang Terbatas
Banyak madrasah di desa masih kekurangan sarana belajar. Gedungnya sederhana, belum punya laboratorium, bahkan perpustakaan pun seadanya. Ini menjadi salah satu faktor orang tua memilih sekolah lain yang terlihat lebih "modern".Kurangnya Promosi dan Dukungan Pemerintah
Sekolah-sekolah negeri biasanya mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Sementara banyak madrasah, terutama yang swasta, berdiri atas dasar swadaya masyarakat dan dikelola oleh yayasan dengan sumber daya terbatas.Persaingan Semakin Ketat
Saat ini banyak sekolah swasta baru bermunculan, menawarkan program unggulan, kurikulum internasional, atau fasilitas lengkap. Di tengah kondisi seperti ini, madrasah sering kalah dalam "kompetisi" perekrutan siswa baru.
Dampaknya Tak Bisa Dianggap Remeh
Ketika madrasah kekurangan siswa, dampaknya sangat terasa: Kelas jadi sepi, semangat belajar turun, Guru kehilangan semangat karena beban kerja besar tapi apresiasi kecil, Bahkan tak sedikit madrasah terpaksa tutup karena tidak bisa membiayai operasional.