Purwokerto, 11 Februari 2025 --- Arta Media, salah satu penerbit independen yang berada di Indonesia, menawarkan skema royalti yang lebih fleksibel dibandingkan penerbit mayor. Langkah ini dinilai sebagai terobosan yang menguntungkan para penulis, memberikan mereka peluang lebih besar untuk meraih keuntungan dari karya-karya mereka.
Dalam sistem penerbitan konvensional, penerbit mayor umumnya menawarkan royalti berkisar antara 10--15% dari harga jual buku. Namun, Arta Media hadir dengan skema yang lebih variatif, bahkan mencapai 40% dalam beberapa kasus. Model ini memungkinkan penulis untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar, terutama bagi mereka yang memiliki basis pembaca setia.
Direktur Utama Arta Media, Barid Hardiyanto, Â menjelaskan bahwa model bisnis yang mereka terapkan bertujuan untuk memberikan keseimbangan antara penerbit dan penulis. "Kami memahami bahwa menulis bukan sekadar hobi, melainkan profesi yang seharusnya memberikan imbalan yang layak. Dengan skema royalti fleksibel ini, kami ingin membantu penulis mendapatkan hasil maksimal dari setiap buku yang mereka terbitkan," ujarnya.
Selain fleksibilitas royalti, Arta Media juga menawarkan berbagai pilihan distribusi, mulai dari toko buku besar hingga platform digital, termasuk cetak sesuai permintaan (print on demand). "Dengan demikian, penulis tidak perlu khawatir mengenai stok berlebih atau buku yang tidak terjual." Pungkasnya.Â
Keputusan Arta Media untuk menghadirkan skema royalti fleksibel ini dinilai sebagai langkah progresif yang dapat mengubah lanskap industri penerbitan di Indonesia. Dengan semakin banyaknya pilihan bagi penulis, diharapkan ekosistem literasi nasional dapat berkembang lebih sehat dan kompetitif (wa).Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI