NAMA aslinya Tengku Muhammad Azwan Shah, tapi ia lebih populer dengan panggilan Wak Doyok. Dulunya pemuda keturunan Jawa ini bukanlah siapa-siapa. Cerita berubah setelah ia menumbuhkan cambang dan kumis di wajahnya yang klimis. Peruntungannya berubah. Berkat bantuan media sosial ia menjelma sebagai selebgram, selebriti Instagram, lalu menjadi ikon fashion Malaysia.
Mulanya saya kira Wak Doyok itu hanya merek obat penumbuh cambang yang sempat jadi produk ngetren beberapa tahun belakangan. Sejumlah toko online menjajakan obat alami ini, bahkan ada yang sampai membuat situs khusus menyediakan obat penumbuh rambut bermerek Wak Doyok. Tidak ada produk lain. Eksklusif.
Acara Tonight Show di NET TV pada Senin (18/4/2016) malam lalu membuka mata saya. Muhammad Azwan jadi bintang tamu pertama di acara yang dipandu duo Vincent Rompis dan Desta. Saya jadi tahu, rupanya Wakdoyok itu nama orang, atau tepatnya julukan seseorang. Bukan orang sembarangan pula.
Mundur lima-enam tahun ke belakang, Muhammad Azwan agaknya masih bingung memilih untuk terjun di pekerjaan yang terkait dengan jurusan semasa kuliah atau gairahnya di bidang fashion. Pria berusia 33 tahun ini bergelar sarjana teknik sebuah universitas di Jerman. Namun ia memiliki gairah tinggi di bidang fashion, utamanya modern style (Mods).
Karenanya ia sempat luntang-lantung tak karuan, bekerja apa saja asalkan dapat uang. Ia bahkan pernah menjadi kuli, pekerjaan yang dilakoninya hingga 2010. Rasanya tak banyak yang menyangka fakta ini. Ya, seorang sarjana teknik lulusan Jerman bekerja sebagai kuli?
Tahun 2011, Muhammad Azwan mendapat informasi bahwa Ben Sherman akan membuka cabang di Kuala Lumpur. Ben Sherman adalah perusahaan men's clothing ternama asal Inggris. Muhammad Azwan yang menggilai fashion pria sangat ingin bekerja di butik ini. Ia pun mengajukan surat lamaran. Sayang, aplikasinya ditolak mentah-mentah.
Waktu itu Muhammad Azwan masih berpenampilan klimis, tanpa cambang apalagi kumis melengkung khas miliknya itu. Ia hanya mengandalkan kemampuannya dalam memadu-padankan pakaian sebagai tambahan dalam CV-nya.
Diterima Kerja Berkat Cambang
Muhammad Azwan tak patah arang. Ia mempelajari filosofi Ben Sherman, melihat-lihat gambar promosi perusahaan ini dengan bantuan internet. Dari sana ia paham bahwa Ben Sherman ingin menampilkan kesan lelaki maskulin. Ini terlihat dari beberapa model yang dipakai dalam media-media promosi, di mana kebanyakan adalah lelaki bercambang.
Sejak itulah Muhammad Azwan membiarkan cambang dan kumis menghiasi wajahnya. Awalnya ia ragu bulu-bulu tersebut malah akan merusak penampilan. Apalagi di masa-masa awal saat cambangnya belum lebat sehingga terlihat kurang rapi. Berjalan beberapa bulan, barulah ia bisa memiliki cambang rapi dan menambah kesan maskulin di wajahnya.