Mohon tunggu...
Wahyu Fadhli
Wahyu Fadhli Mohon Tunggu... Penulis - Buku, pesta, dan cinta

tulisan lainnya di IG : @w_inisial

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Papua "Merdeka" Sebab "Dijajah" Indonesia

18 Desember 2018   22:53 Diperbarui: 18 Desember 2018   23:28 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum menjadi Provinsi dengan wilayah yang luas di Indonesia, Papua memiliki sebuah sejarah kelam yang cukup panjang. Sebelum Indonesia merdeka, wilayah Irian Barat (sekarang Papua) sudah di duduki oleh Belanda selama berpuluh tahun. Selama Belanda bercokol disana, tidak hanya pemerasan yang ada, namun juga pengembangan pendidikan di daerah Papua yang diberikan oleh Belanda. Sebab Belanda menginginkan Papua menjadi salah satu negara bagian dari Belanda yang diberi nama sebagai negara West Papua atau Papua Barat dengan bintang kejora sebagai lambang benderanya.

Keinginan Belanda itu akhirnya mencapai puncaknya, dan pad tanggal 01 Desember 1961 negara West Papua berhasil di deklarasikan. Hal tersebut membuat kesal pemerintah Indonesia saat itu. Karena menurut Perjanjian Renville, wilayah negara Indonesia adalah seluruh wilayah bekas jajahan Hindia Belanda. Namun, Belanda juga tidak begitu saja mau melepaskan Papua begitu saja sebab Belanda saat itu telah menemukan gunung emas di wilayah dekat laut Arafuru. Beberapa kali perundingan dengan Belanda dilakukan, tapi nihil. Belanda tetap ngeyel mempertahankan Papua. Juga dalam posisi tersebut, secara de facto dan de jure, West Papua telah resmi berdiri.

Hingga pada akhirnya pada tanggal 19 Desember 1961 Presiden Soekarno mengumandangkan operasi Trikora atau Tiga Komando Rakyat di Alun-alun Utara Yogyakarta. Soekarno saat itu mengeluarkan Keputusan Presiden No. 1 Tahun 1962 dan memerintahkan kepada panglima komando Mandala, Mayor Jendral Soeharto untuk melakukan operasi militer dengan nama Operasi Mandala. Tidak hanya satu operasi militer saja, namun terdapat banyak operasi militer lainnya yang digencarkan melalui jalur laut dan udara. Saat Trikora pecah, tidak hanya dari pihak Belanda yang jatuh korban, namun dari rakyat Papua sendiri banyak yang meregang nyawa. Pada sebelumnya, saat West Papua terbentuk, saat itu juga negara itu telah memiliki kekuatan militer sendiri, yang terdiri dari rakyat Papua. Namun banyaknya operasi militer saat pecahnya Trikora, bisa dibayangkan berapa banyak rakyat Papua yang menjadi korban.

Trikora merupakan ekspresi awal dilakukannya penjajahan Indonesia atas negara West Papua yang faktanya memang bukan bentukan Belanda. Rakyat Papua menghendaki kemerdekaannya sendiri saat itu, dengan dalih bahwa mereka memang terbentuk dengan kekuatan mereka sendiri, mereka berdiri dengan kaki mereka sendiri. Ambisi pemerintahan Soekarno saat itu yang menghancurkan semangat orang-orang Papua. Tragedi kemanusiaan terjadi demi sebuah ambisi menyatukan negara. 

Tiada yang salah dengan upaya menyatukan sebuah negara. Yang menjadi ganjal adalah tragedi kemanusiaannya. Ambisi-ambisi, nyawa, dan harapan hilang. Peristiwa tersebut terus mengakar hingga sekarang. Merembet hingga terjadi pembunuhan terhadap para pekerja jalur trans Papua tak lama ini. Akankah jayanya Indonesia harus dibasuh melalui darah rakyatnya sendiri. Dengan peperangan yang tidak pernah berhenti. Organisasi Papua Merdeka apakah sebuah alat atau murni dari hati rakyat Papua sendiri. Agaknya hal tersebut harus dikesampingkan terlebih dahulu. Mengingat hal ini adalah perihal kemanusiaan yang mengakar dan tidak bisa dihentikan dengan asumsi-asumsi.

Saat Trikora Indonesia "menjajah" tanah Papua. Hingga menjadi akar yang menjalar hingga sekarang. Jika untuk menyejahterakan suatu negara dengan jalan pengorbanan nyawa, bukankah hal tersebut merupakan bentuk penjajahan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun