Fenomena ini tidak bisa menutup mata masyarakat untuk menuduh internet sebagai induk dari perkembangan terorisme. Ada beberapa hal yang membuat internebisa menjadi pelaku utama dari revolusi terorisme yaitu pertama internet menciptakan lebih banyak peluang, kedua internet bertindak sebagai "ruang gema", ketiga internet mempercepat terorisme, keempat internet memungkinkan terorisme terjadi taanpa kontak fisik. Namun jika kita lihat dari sudut pandang lain maka peristiwa ini bukanlah peristiwa yang tidak bisa kita hentikan, setiap permasalahan pasti memiliki solusi, hal itupun juga terjadi untuk revolusi terorisme ini.
"Revolusi juga ada akhirnya, revolusi terorisme hanya tentang waktu"
Refrensi:
Achmad Sulfikar. 2018. Swa-radikalisme Melalui Media Sosial di Indonesia. 04, 79-83.
https://amp-kompas-com.cdn.ampproject.org/v/s/amp.kompas.com/money/read/2020/11/09/213534626/pengguna-internet-indonesia-hingga-kuartal-ii-2020-capai-1967-juta-orang amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D%3D#aoh=16088985153507&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s. ( Diakses tanggal 25 Desember pukul 21.00 Wita)