Mohon tunggu...
wahyu djoko sulistyo
wahyu djoko sulistyo Mohon Tunggu... Guru - Peneliti

kritis inovatif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penelusuran Aroma Cengkeh dan Pala di Pulau Saparua

12 September 2022   14:55 Diperbarui: 12 September 2022   15:14 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Departemen Sejarah Universitas Negeri Malang (UM) bekerjasama dengan peneliti Arkeologi Balai Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan penelitian sejarah jejak-jejak peninggalan jalur rempah di Pulau Saparua. Penelitian ini dipimpin oleh Wahyu Djoko Sulistyo, S.Pd, M.Hum. dengan fokus visualisasi jejak-jejak jalur rempah di Pulau Saparua. 

Menurut ketua peneliti selama ini telah banyak penelitian mengenai peninggalan arkeologi jalur rempah di Pulau Saparua akan tetapi pengetahuan tersebut cenderung tidak sampai kepada masyarakat. Oleh karena itu pihaknya bersama tim melakukan penelitian visusalisasi jejak jalur rempah melalui pembuatan film dokumenter.

                                                                                                           

Tim berangkat menuju lokasi penelitian dari Kota Ambon selasa (16/08). Perjalanan menuju Pulau Saparua ditempuh menggunakan perjalanan darat dan kapal dari kota Ambon selama 4 jam. Bersama dengan Lucas Watimena M.Si peneliti arkeologi BRIN dan tim penelitian dari UM mengeksplorasi setiap sudut Pulau. 

Berdasarkan data penelitian terdahulu yang telah dikumpulkan sebelumnya tim peneliti memetakan berbagai macam peninggalan berkaitan dengan jalur rempah. 

Terdapat beberpa peninggalan yang akan divisualisasikan menjadi film dokumenter antara lain bangunan seperti benteng, rumah dan baileu (balai adat) dan peninggalan non fisik seperti nilai sosial masyarakat saparua.

Pada hari pertama penelitian tim berfokus pada beberapa benteng yang ada di Pulau Saparua. Berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Ambon terdapat empat Benteng yang ada di Pulau Saparua yakni Benteng Duurstede, Ouw, Delf dan Holandia. Akan tetapi sayangnya setelah tim menuju lokasi sisa-sisa benteng Delf dan Holandia sudah tidak dapat ditemukan kembali. 

Tim hanya mendapatkan gambar dari benteng Ouw. Bersama dengan penduduk lokal tim mendokumentasikan sisa-sisa bangunan benteng Ouw yang kondisinya sudah tidak terawat.

Dok pribadi
Dok pribadi

Hari kedua penelitian bertepatan pada upacara kemerdekaan 17 Agustus. Bersamaan dengan hal tersebut di Benteng Durstede diadakan upacara bendera yang diikuti oleh pelajar TNI-POLRI dan aparat pemerintahan Kecamatan Saparua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun