Papanloe, 31 Juli 2025 -- Balai Desa Papanloe dipenuhi antusiasme warga yang berkumpul untuk mengikuti sosialisasi dan demonstrasi pembuatan briket dari bonggol jagung. Kegiatan ini mengedukasi masyarakat tentang pemanfaatan limbah pertanian menjadi bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
Selama ini, bonggol jagung pasca-panen di Desa Papanloe umumnya dibuang atau dibakar tanpa diolah kembali. Padahal, limbah ini memiliki potensi sebagai bahan dasar pembuatan briket yang lebih ramah lingkungan dibanding kayu bakar dan menghasilkan asap yang lebih bersih.
Kegiatan ini merupakan inisiatif dari mahasiswa KKN Universitas Hasanuddin, Nur Haslinda. Dalam pelaksanaannya, warga diperkenalkan langsung pada proses pembuatan briket mulai dari penggilingan bonggol jagung, pencampuran dengan perekat dari tepung tapioka hangat, proses pencetakan, hingga penjemuran.
Warga yang hadir tidak hanya menyimak, tetapi juga ikut mencoba membuat briket sendiri. Suasana menjadi semakin hidup saat peserta mencetak adonan dan belajar memahami pentingnya penggunaan perekat hangat agar briket tidak mudah retak.
Ketua Tim Penggerak PKK Desa Papanloe turut hadir dalam kegiatan ini dan menyampaikan apresiasinya terhadap upaya pemberdayaan masyarakat tersebut. Ia menyebutkan bahwa pelatihan seperti ini membuka wawasan baru tentang cara memanfaatkan limbah secara produktif dan mudah diterapkan di rumah.
Kegiatan ditutup dengan diskusi santai serta pembagian panduan sederhana agar warga bisa melanjutkan praktik pembuatan briket secara mandiri di rumah masing-masing. Harapannya, keterampilan ini dapat meningkatkan kesadaran lingkungan dan kemandirian energi di Desa Papanloe.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI