Mohon tunggu...
Wahyu Chandra
Wahyu Chandra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan blogger

Jurnalis dan blogger, tinggal di Makassar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

'Terapi Syukur' untuk Hidup Sukses dan Bahagia

10 Oktober 2012   23:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:57 1623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bagaimana rasa syukur bisa membawa kita pada kehidupan yang lebih sukses dan bahagia dunia dan akhirat?

Memulai tulisan ini saya ini mengetengahkan sebuah riwayat yang dikisahkan oleh 'Atha dan diceritakan kembali Al Gazali, bahwa suatu ketika 'Atha menemui istri Rasulullah, 'Aisyah ra. Ia berkata, "Beritahukanlah kepada kami sesuatu yang menakjubkan yang anda lihat dari Rasulullah SAW."

Aisyah menangis sambil berkata: Bagaimana tidak menakjubkan, pada suatu malam beliau mendatangiku, lalu pergi bersamaku ke tempat tidur hingga kulitku menempel dengan kulitnya. Kemudian beliau berkata, 'Wahai putri Abu Bakar, biarkanlah aku beribadah kepada Tuhanku.'

Saya menjawab, 'Saya senang berdekatan dengan anda. Akan tetapi saya tidak akan menghalangi keinginan anda.'

Saya mengizinkan beliau. Lalu mengambil tempat air dan berwudhu tanpa menuangkan banyak air. Kemudian beliau berdiri untuk shalat, lalu menangis hingga air matanya bercucuran membasahi dadanya. Beliau rukuk, lalu menangis. Beliau sujud lalu menangis. Beliau berdiri lagi lalu menangis. Demikian seterusnya beliau lakukan sambil menangis hingga datang Bilal, lalu saya izinkan untuk masuk. Kemudian saya bertanya, 'Ya Rasulullah, apa yang membuat Anda menangis? Padahal Allah telah mengampuni dosa-dosa Anda yang lalu dan yang akan datang?'

Beliau menjawab, tidak bolehkah aku menghendaki agar menjadi seorang hamba yang bersyukur? Allah SWT berfirman:

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi; pertukaran malam dan siang; kapal yang berlayar di lautan yang membawa manfaat bagi manusia; air (hujan) yang diturunkan Allah dari langit, lalu dengan air itu Dia menghidupkan bumi yang sudah mati; berkeliarannya berbagai jenis binatang; serta dalam perkisaran angin dan awan itu terdapat kebenaran untuk orang-orang yang berfikir (QS Al-Baqarah [2]:164).

Apa hikmah yang bisa kita serap dari kisah tersebut?

Kisah tersebut jelas menunjukkan perlunya sikap hidup untuk senantiasa bersyukur kepada segala karunia yang Allah SWT berikan kepada kita. Bahkan Rasulullah dengan segala keutamaannya menjadikan sikap syukur ini sebagai sebuah sikap hidup yang harus senantiasa dimiliki manusia. Dengan bersyukur maka manusia mengakui segala keterbatasannya dan adanya kuasa yang lebih mengatur kehidupan ini, yaitu Allah SWT, yang oleh penganut ajaran new age disebut sebagai energi semesta.

Kembali lagi, mengapa kita harus bersyukur?

Pernahkah kita menghitung seberapa banyak karunia yang Tuhan berikan kepada kita dalam hidup ini? Untuk dapat hidup secara normal dan menghirup udara demi kelangsungan hidup hanyalah sebagian kecil dari karunia yang seharusnya kita syukuri. Cobalah konversi semua udara yang kita hirup dengan nilai uang, maka mungkin anda takkan bisa hidup jauh lebih lama dari yang anda harapkan. Kehidupan ini pun adalah sebuah karunia dan bisa dikata karunia terbesar yang patut disyukuri. Namun sebegitu jarangnya kita meluangan waktu untuk sekedar merenungi dan mensyukuri semua karunia itu adalah sebuah kenyataan tersendiri yang tak terelakkan. Padahal Allah SWT dalam firmanNya telah mengingatkan kita akan keharusan untuk senantiasa berzikir (mengingat) kepadaNya dengan rasa syukur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun