Mohon tunggu...
Wahyu Chandra
Wahyu Chandra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan blogger

Jurnalis dan blogger, tinggal di Makassar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kisah Penyu dan Dua Sejoli Difabel di Pulau Cangke

12 Maret 2018   21:50 Diperbarui: 14 Maret 2018   00:53 1403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Pulau Cangke adalah sebuah pulau kecil dan indah. Salah satu dari 115 pulau kecil yang berada di Kabupaten Kepulauan Pangkejene Kepulauan, Sulawesi Selatan. Banyak cerita menarik di pulau yang tak begitu luas ini. Termasuk kisah sepasang suami istri penyandang disabilitas, membantu upaya konservasi penyu di pulau ini.

Saya berkunjung ke pulau yang berada di Desa Matiro Dolangeng, Kecamatan Liukang Tuppabiring ini, melalui pelabuhan rakyat Kayu Bangkoang, Makassar, bersama rombongan dari PT Mars Symbioscience Indonesia yang akan melakukan acara sunatan massal di Pulau Bontosua. Mengunakan kapal kayu yang cukup besar, butuh waktu sekitar 2 jam, sementara dengan speed motor biasanya hanya 1 jam.

Dari Pulau Bontosua, perjalanan dilanjutkan dengan speedmotor milik Polair Pangkep, bersama dengan tiga petugas yang kebetulan sedang melakukan patroli rutin. Butuh waktu sekitar 1 jam untuk tiba di pulau ini.

Mendekati pulau, terlihat dua bangunan rumah panggung kecil di kejauhan. Rumah keluarga Daeng Abu Sofyan, satu-satunya penghuni pulau, dan kantor patroli Polair.

Seorang perempuan tua terlihat duduk di teras rumah, seperti menyambut kedatangan kami. Tepat di depan rumah itu terdapat sebuah plang ucapan selamat datang untuk pengunjung. Beberapa bangunan gazebo terjajar rapi di sepanjang pesisir pantai.

"Bapak sedang solat duhur, tunggumi," katanya dengan bahasa Makassar.

Meski dikenal sebagai pulau penyu, tak banyak yang kami temukan ketika kami datang. Hanya beberapa ekor yang disimpan di sebuah kolam fiber pemeliharaan. Dua ekor berukuran agar besar, berumur sekitar delapan bulan dan lainnya masih berumur 5 bulan.

Solotang, polisi Polair yang berjaga di pulau tersebut bercerita bahwa meski musim penyu sudah tiba namun hingga saat ini belum ditemukan satu lubang pun di sekitar pulau. Ini dianggapnya tak lazim.

"Mungkin ini faktor cuaca. Kalau bulan-bulan sekarang, seharusnya sudah banyak penyu. Tapi kita belum temukan apa-apa sampai saat ini," katanya.

Penyu-penyu yang berada di kolam penangkaran adalah penyu yang terambil dari tahun sebelumnya. Jumlahnya semakin berkurang karena akan segera dilepas jika dianggap sudah waktunya. Penyu yang tertinggal hanya sebagai pajangan bagi pengunjung yang datang.

"Kalau sudah ada gantinya ini akan segera kami lepas. Sudah terlalu lama di kolam," lanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun