Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Hidup Itu Sejatinya adalah Waktu Menunggu

17 Mei 2020   21:11 Diperbarui: 17 Mei 2020   21:23 3190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: shutterstock.com

Waktu itu seperti mengejar. Begitu cepatnya waktu berjalan, hingga kadang bergumam,"Iya ya, kok rasanya cepat banget waktu berlalu. Padahal baru kemarin kita menyambut ramadan. Eh, sekarang sudah hampir lebaran."

Waktu itu memang berlalu begitu cepat. Tanpa sadar, kita telah melewati siang, malam, kemudian hari, minggu, bulan, dan tahun, juga melewati usia demi usia. 

Kita menjalani suatu ritme, dengan rutinitas pagi, siang, malam, lalu kembali lagi pagi, siang, malam dan seterusnya. Menjalani kehidupan dengan rutinitas yang hampir sama bagi setiap manusia.

Tetapi tahukah bahwa untuk apa hidup itu sendiri?

Pada dasarnya setiap dari kita, hidup adalah waktu menunggu. Menunggu apa? Menunggu kematian. Ada yang cepat, ada pula yang lambat hingga pada usia yang sudah renta. Semua sudah digariskan oleh Sang Maha Pencipta, Allah Azza Wa Jalla. 

Lalu bagaimana menjalani kehidupan sebelum waktu kematian itu datang? 

Kita diberi kesempatan untuk menjalani hidup dengan kebaikan-kebaikan. Apakah bisa memanfaatkannya atau hanya kesia-siaan saja. Karena mau tidak mau dan siap tidak siap, waktu akan berlalu di kehidupan manusia.

Mempersiapkan bekal dengan amalan-amalan kebaikan. Ibadah kepada Allah dan menjaga keimanan. Selalu dalam kondisi rasa bersyukur. Sesungguhnya, kehidupan itu sementara. Hanya mampir sebentar, kemudian akan berpindah ke alam yang lebih luas.

Orang yang beriman, akan bersiap diri dengan taubat, istighfar, menghitung diri dengan kebaikan dan selalu bertindak baik.

Segala amalan-amalan kebaikan akan berguna untuk bekal untuk menjalani kehidupan kelak sesudah kematian. 

Kematian itu datangnya tidak bisa diprediksi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun