Mohon tunggu...
Wahyu Aji
Wahyu Aji Mohon Tunggu... Administrasi - ya begitulah

Insan yang suka mendeskripsikan masalah dengan gaya santai

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kodak, Bapak Semua Kamera

4 September 2019   13:05 Diperbarui: 4 September 2019   13:17 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tempatnya tepat di samping sawah padi yang sudah mulai menguning dan tak jauh dari rumah saya. Sebuah bangunan kayu bercat putih dengan plakat bertuliskan jasa pemotretan Di sana saya beserta ibu mengambil foto sebuah acara. Memasuki tempat tersebut, terdapat sebuah ruangan khusus dengan lampu yang memancarkan cahaya merah dan redup. Persis seperti lokasi tempat angker di sinetron-sinetron lawas. Bedanya, yang keluar dari ruangan tersebut adalah sebuah foto bukan pocong. Alhasil, dapatlah kami menikmati hasil "kodakan" yang telah lama dinanti.

Kata Kodak sepertinya sudah mulai terusir dari kepala anak-anak zaman sekarang. Karena yang jelas hanya anak yang lahir pada zaman sinetron pocong mumun saja yang mengerti dan paham apa itu Kodak. Sebelum sampai pada kesimpulan bahwa kata tersebut adalah sebuah merk, dulu kata Kodak sering digunakan untuk menggantikan kada potret. "Kodakin aku dong" seperti itu bunyinya. 

Setelah selesai sesi "peng-kodak-an" kemudian hasil foto tersebut akan berada dalam sebuah gulungan yang disebut roll film. Roll film inilah yang berperan sebagai penyimpanan "data" dari foto yang telah diambil. Selanjutnya akan dicuci untuk mendapatkan hasil yang sebenarnya. Sebuah foto yang penuh dengan kenangan.

Kodak merupakan sebuah merek ternama (pada zamannya) yang mengawali era kamera analog. Kepopuleran sebuah merek ini dapat dirasakan dengan jelas. Seperti penggunaan nama merek untuk menyatakan hal yang lain yang dianggap serupa dan mewakili seluruhnya, contohnya untuk Kodak pada semua kamera atau seperti merek suatu minuman untuk seluruh minuman yang lain. Setidaknya sampai zaman kejayaannya berlangsung dan kini mungkin sudah diambil oleh merek Canon.

Sejarah panjang Kodak berawal dari seorang anak muda bernama George Eastman yang merasa terlalu menyusahkan untuk membawa peralatan fotografi yang banyaknya bukan main. Pada tahun 1870-an itu, peralatan fotografi sangat banyak dan berat. Eeastman pun mendapatkan cara untuk memudahkan fotografi dengan pemanfaatan plat kering. Dalam pengembangan lanjutannya ia bekerjasama dengan Henry A. Strong untuk memperluas bisnis fotografi. Perusahaan bisnis Eastman pun berkembang pesat dengan slogan melegendanya yaitu "You press the button, we do the rest".

Memasuki millennium baru, penjualan kamera Kodak semakin menurun. Inovasi dalam dunia fotografi terus berkembang seperti lahirnya kamera digital yang perlahan memudarkan peran kamera analog. Meskipun Kodak juga terjun dalam persaingan tersebut, namun nyatanya keberuntungan masih belum berpihak kepada merek legendaris ini. Pada akhirnya kepopuleran Kodak pun tumbang dan digantikan oleh penguasa baru dunia kamera.

Tepat pada hari ini, 4 September, nama Kodak secara resmi didaftarkan. Nama itu pulalah yang mengawali sejarah panjang era fotografi analog dengan roll-roll yang banyak. Meskipun sudah ada kamera digital sekarang, ada satu hal yang selalu menjadi daya pikat dan keunggulan dari kamera analog. Yaitu kejernihan tangkapan fotonya sangat bagus untuk meng-kodak sebuah momen.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun