Mohon tunggu...
Wahdini Siregar
Wahdini Siregar Mohon Tunggu... Penulis - mahasiswi

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Fakultas Tarbiyah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keseimbangan antara Agama dan Negara

11 Desember 2019   23:04 Diperbarui: 11 Desember 2019   23:10 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Keseimbangan antara Agama dan Negara

Agama Dan Neagara Dalam Sudut Pandang Islam
Islam pertama kali datang ke Indonesia bahwa oleh para padagang Gujarat dan Hadramaut ke sekitar  abad ke-13. Kedatangan islam ke nusantara berlangsung secara damai tanpa melalui cara peperagan islam dapat diterima di masyarakat karena para peperangan. Islam dapat diterima di masyarakat karena para pedangang menggunakan pendekatan budaya, adat, dan bahasa penduduk setempat sebagaimana pintu masuk dakwah meraka.

Akan tetapi jika budaya setempat bertentangan dengan ajaran islam, mereka mengubahnya dengan penuh kelembutan dan kesabaran.dengan cara islamisasi cultural ini masih bisa dilihat warisan-warisan budaya Hindu-Budha, seperti candi Borobudur dan Prambanan. Candi-candi ini masih berdiri kokoh sekalipun penduduk sekitar mayoritas beragama islam. Bahwa ummat Hindu dan Budha bisa menggunakannya secara bebas sebagai suci tanpa ada ganguan.

Indonesia melihat islam dan Negara

Hubungan islam dan Negara di Indonesia dapat dipisahkan ke dalam 2 bagian, pertama hubungan yang bersifat antagonistic. Hubungan ini mencirikan adanya ketegangan antara Negara dan islam sebagai agama. Misalnya pada hubungan ini ekssitensinya islam politik pada masa kemerdekaan sempai para pasca revolusi pernah dianggap sabagai pesaing kekuassan yang dapat menguusik kebangsaan Negara. Intinya pada masaa ini Negara terus  berusaha menghalangi dan melakukan domestikasi terhadap gerak idiologi politik islam.

Kedua, hubungan yang bersifat akomodatif. Hubungan model ini setidaknya terjadi tahun 1980-an. Hal ini di tandai dengan semakin besarnya peluang umat islam dalam mengembangkan wacana politiknya dan muncul kebijakan yang di anggap positif bagi kalangan ummat islam.
Problem hubungan islam dan Negara di Indonesia merupakan persoalan yang menarik untuk dibahas, karena tidak saja di Indonesia merupakan 

Negara yang mayoritas warga negaranya beragam islam,tetapi karena  kompleksnya persoalan yang muncul

1.      Hubunghan Agama dan Negara Menurut Paham Teokrasi.
Dalam paham teokrasi hubungan agama dan negara digambarkan sebagai dua hal yang tidak dapat dipisahkan, negara menyatu dengan agama karena pemerintahan menurut paham ini dijalankan berdasarkan firman- firman Tuhan segala tata kehidupan masyarakat bangsa dan negara dilakukan atas titah Tuhan dengan demikian urusan kenegaraan atau politik dalam paham teokrasi  juga diyakinkan sebagai manifestasi Tuhan.
Sistem  pemerintahan ini ada 2 yaitu teokrasi langsung dan tidak langsung. Sistem pemerintahan teokrasi  langsung adalah raja atau kepala negara memerintah sebagai jelmaan Tuhan adanya negara didunia ini  adalah atas kehendak Tuhan dan oleh karena itu yang memerintah Tuhan pula.sedangkan sistem pemerintahan teokrasi tidak langsung yang memerintah bukan tuhan sendiri melainkan raja atau kepala negara yang memiliki otoritas atas nama Tuhan.  Raja atau kepala negara memerintah atas kehendak Tuhan dengan demikian dapat dikatakan bahwa negara menyatu dengan agama dan agama dengan negara tidak dapat dipisahkan.

2.      Hubungan Agama dan Negara Menurut Paham Sekuler
Paham sekuler memisahkan dan membedakan antara agama dan negara dalam negara sekuler tidak ada hubungan antara sistem kenegaraan dengan agama. Dalam paham ini agama adalah urusan hubungan manusia dengan manusia lain atau urusan dunia, sedangkan urusan agama adalah hubungan manusia dengan tuhan dua hal ini menurut paham sekuler tidak dapat dipersatukan meskipun memisahkan antara agama dan negara lazimnya Negara sekuler membebaskan warga negaranya untuk memeluk agama apa saja yang mereka yakini tapi negara tidak ikut campur tangan dalam urusan agama.

3.      Hubungan Agama dan Negara Menurut Paham Komunisme
Paham komunisme ini memandang hakekat hubungan agama dan negara berdasarkan filosofi dialektis dan materialisme historis paham ini menimbulkan paham Atheis (tak bertuhan) yang dipelopori Karl Marx menurutnya manusia ditentukan oleh dirinya agama dalam hal ini dianggap suatu kesadaran diri bagi manusia sebelum menemukan dirinya sendiri. Manusia adalah dunia manusia  sendiri yang kemudian menghasilkan masyarakat negara sedangkan agama dipandang sebagai realisasi fantastis mahluk manusia dan agama adalah keluhan mahluk tertindas. Oleh karena itu agama harus ditekan dan dilarang nilai yang tertinggi dalam negara adalah materi karena manusia sendiri pada hakikatnya adalah materi.

4.      Hubungan Agama dan Negara Menurut Islam
Tentang hubungan agama dan negara dalam islam adalah agama yang paripurna yang mencakup segala-galanya termasuk masalah negara oleh karena itu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun