Mohon tunggu...
Wahadah Atika
Wahadah Atika Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa

Semoga bermanfaat!!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Program SEL Mampu Bentuk Karakter yang Baik

23 Maret 2020   23:20 Diperbarui: 23 Maret 2020   23:17 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salah satu ciri adanya kualitas dan kemajuan suatu bangsa yaitu wujud perkembangan moral oleh generasi penerusnya. Permasalahan yang dimiliki anak-anak dan para remaja dibangku sekolah saat ini sangatlah memprihatinkan. Berawal dari bullying, rendahnya sikap hormat terhadap guru dan lain sebainya. Hal tersebut menunjukkan rentannya perilaku menyimpang pada anak-anak dan remaja akibat dari kurangnya dukungan karakter anak dengan lingkungan sosiologis dan psikologis. Dalam penyelenggaraan sebuah pendidikan karakterpun bukan hanya tanggu jawab pemerintah saja melainkan peran orang tua dan masyarakat juga. 

Berdasarkan filosofis pendidikan Karakter merupakan sebuah proses berbangsa dalam kebutuhan asasi karena bangsa yang akan bertahan hanyalah bangsa yang memiliki karakter dan jati diri yang kuat. Sedangkan karakter sendiri merupakan suatu sikap atau prilaku baik yang diterapkan sehari-hari, untuk menjalankan kesadaran peran, dan fungsi, maupun tugasnya dalam menjalankan amanah dan tanggung jawab. Maka dari itu pendidikan karakter dapat juga diartikan sebuah gerakan nasional untuk mewujudkan sekolah yang mengemban generasi yang beretika, tanggung jawab dan peduli sekitar.

Upaya dalam pembentukan karakter anak seharusnya lebih dioptimalkan atau dijadikan suatu perioritas utama, karena faktanya konflik sosial masih sangat banyak sekali yang dilakukan anak-anak maupun remaja. dan fakta tersebut menunjukkan adanya acaman masa depan bagi bangsa ini, serta dapat melibatkan institusi pendidikan terutama pada pendidikan formal yang harus bertanggungjawab pada konflik tersebut. Karena pendidikan formal lah sebagai wadah untuk membimbing, dan mendidikan generasi bangsa. 

Oleh karena itu terkait dengan hal tersebut, secara teknispun dibutuhkan penguatan dalam mengelola pendidikan dengan program-program yang berbasis pendidikan karakter. Menurut Santrock dalam menumbuhkan jiwa karakter pada anak salah satunya yakni dengan menerapkan pembelajaran sosial dan emosional atau disebut social emotional learning (SEL) yang tak lepas dari perkembangan fisik, mental dan emosi. Sebuah prilaku emosional yang positif atau social emotional learning anak dapat diterapkan pada pendidikan formal maupun nonformal dalam skenario pembelajarannya.

Social Emotional Learning (SEL) yang berdasarkan web CASEL merupakan suatu proses dimana anak-anak dan remaja dapat memahami bagaimana mengelola emosi, bagaimana cara mencapai tujuan yang positif, mampu merasakan empati pada orang lain, serta mampu bertanggungjawab atas keputusan yang diambil. Maka pembelajaran sosial-emosional (SEL) yakni proses untuk membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan yang mampu mendukung pembelajaran, menumbuhkan prilaku positi, dan hubungan sosial yang baik. 

Program Social Emotional Learning (SEL) pun memiliki 5 tujuan untuk mengembangkan kompetensi inti sosial-emosional, yakni:

1. Kesadaran Diri (self-awareness): kemampuan dalam memahami emosi diri sendiri, mengetahui kepentingan pribadi dan kekuatan diri, serta mampu mempertahankan kepercayaan diri.

2. Pengelolaan Diri (self-management): kemampuan mampu mengontrol emosi saat stres, mampu memotivasi diri sendiri untuk mengatasi masalah, serta mampu mengapseriasi emosi dengan tepat.

3. Kesadaran Sosial (social awareness): kemapuas dalam berempati pada orang lain, mampu menghargai, serta mengakui persamaan dan perbedaan.

4. Keretampilan Menjalin Hubungan (relationship skilles): kemampuan menjaga dan membangun hubungan yang baik dan bermanfaat serta bertahan terhadap sosial yang tidak pantas, mampu menyelesaikan konflik interpersonal, dan mampu mencari bantuaan saat memerlukannya.

5. Bertanggungjawab Dalam Mengambil Keputusan (responsible decision-making): kemampuan dalam mengambil keputusan secara  relevan, mampu menanggung konsekuensi atas keputusan yang diambil, dan kemampuan mengevaluasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun