Mohon tunggu...
Viktor Krenak
Viktor Krenak Mohon Tunggu... -

Pemuda desa dari pedalaman Papua, Putus kuliah, sekarang di Kota Baru/Jayapura,sedang "memimpikan" hidup baru yang lebih baik.\r\n\r\nMENULIS BUKAN UNTUK MEMBERONTAK

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Situs Tabloidjubi Dibungkam, Ulah Hacker Pendukung Forkorus?

22 Juli 2014   19:26 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:34 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_334689" align="aligncenter" width="510" caption="Forkorus Yaboisembut dkk saat meninggalkan Lapas Abepura (21/7/2014). Foto: bintangpapua.com"][/caption]

Media online yang rutin memberitakan perjuangan pembebasan Papua, http://tabloidjubi.com mendadakaktak dapat diakses.Hal itu diduga sebagai ulah para peretas situs di Papua yang marah atau tersinggung lantaran media tersebut memberitakan cemoohan tokoh OPM (Organisasi Papua Merdeka) terhadap perjuangan para pemimpin Papua Barat (Forkorus Yaboisembut dkk) yang dituding sebagai perjuangan tidak murni.

Tudingan itu dilontarkan dua tokoh OPM yang juga mantan terpidana kasus makar, Saul Bomay dan Yusak Pakage. Dua hari menjelang pembebasan lima tokoh pembebasan Papua yang sudah tiga tahun menjalani vonis pidana makar di Lapas Abepura, Jayapura (Forkorus Yaboisembut, Edison G. Waromi, Selpius Bobii, Dominikus Serabut  dan Agustinus M. Sananai Kraar), Saul dan Yusak menggelar jumpa pers di Prima Garden Caffee Abepura, Sabtu (19/7/2014). Mereka menuding pembentukan Negara Federal Republik Papua Barat (NFRPB) yang dilakukan oleh Forkorus dkk dalam dalam Kongres Rakyat Papua (KRP) III tanggal 19 Oktober 2011 itu sebagai negara bagian dari Republik Indonesia.

“Perjuangan NFRPB adalah perjuangan lain. Kami inginkan kemerdekaan dan lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berbeda dengan mereka (Forkorus dkk) karena negara federal berarti masih sebagai bagian dari Indonesia, sama halnya dengan daerah otonom,” ungkap Saul dalam jumpa pers itu.

[caption id="attachment_334690" align="aligncenter" width="375" caption="Yusak Pakage (kiri) dan Saul Bomay. (sumber:facebook)"]

14060065792137077220
14060065792137077220
[/caption]

Tidak hanya NFRPB yang dituding tersusupi kepentingan lain. Yusak Pakage bahkan menunjuk sejumlah organisasi lainnya sebagai organiasi bentukan pemerintah Indonesia, seperti Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Parlemen Jalanan (Parjal).

“NFRPB, KNPB, Parjal, dan elemen-elemen gerakan lain yang ada saat ini sudah tidak lagi murni untuk memperjuangkan Papua Merdeka,” tuding Yusak sebagaimana dirilis situs online lokal tabloidjubi itu.

“Stop tipu masyarakat Papua. Sekarang perjuangan organisasi- organisasi pro Papua merdeka sudah banyak penyusup, baik dari TNI, maupun Polri, termasuk pada NFRPB. Saya sudah kasih tahu mereka di facebook untuk stop bicara Papua merdeka. Kalau mau perjuangan murni, mari rapatkan perjuanagan dengan TPN-OPM,” ajak Yusak.

Berita tabolidjubi yang juga dirilis media sejenis http://suarakolaitaga.blogspot.com juga memuat himbauan bernada sinis Yusak Pakage. Menurut Yusak, kalau mau cari pekerjaan langsung saja bicara dengan Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe atau ketemu langsung dengan pemerintah Indonesia yang menurutnya pasti akan diberi pekerjaan oleh pemerintah. http://suarakolaitaga.blogspot.com/2014/07/saul-bomay-nfrpb-bagian-dari-indonesia.html

Saya bisa memahami ‘kamarahan’ tokoh-tokoh pejuang pembebasan Papua barat. Pengorbanan mereka selama tiga tahun hidup terkurung di bui seakan tidak dihargai. Tetapi malah dicemooh. Maka ketika media memberitakan cemoohan itu secara terbuka, iapun terkena getahnya. Mungkin pula ia ikut dituding sebagai ‘media kepentingan’ terselubung.

Kasus di atas menunjukkan bahwa modus pembungkaman pers ternyata dianut juga oleh kelompok aktivis yang mengklaim diri pejuang HAM dan demokrasi. Ketika kepentingannya terancam oleh pemberitaan media, pembungkaman menjadi jalan pintas. Salam demokrasi.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun