Setiap tahun, mahasiswa baru (MABA) disambut dengan kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) sebagai langkah awal memasuki dunia perkuliahan. Tak jarang, PKKMB kerap dianggap sekadar formalitas: duduk mendengarkan sambutan, mengikuti aturan, dan berkenalan sebatas nama. Namun, pengalaman PKKMB FISIP UPN "Veteran" Jakarta 2025 menunjukkan hal yang berbeda. Lebih dari sekadar formalitas, acara ini justru menjadi wadah nyata untuk merasakan dan merepresentasikan keberagaman budaya yang ada di kampus.
PKKMB FISIP UPNVJ tahun ini diselenggarakan pada 13--14 Agustus 2025 di Gelanggang Olahraga (GOR) Ciracas. Sejak hari pertama, suasana terasa formal namun hangat. Acara dibuka dengan sambutan dari Dekan dan jajaran pimpinan fakultas, dilanjutkan dengan pemaparan mengenai visi, misi, serta pengenalan program studi di FISIP. Melalui sesi ini, mahasiswa baru mendapat gambaran awal tentang arah akademik yang akan ditempuh, sekaligus motivasi dari para dosen dan alumni.
Di hari kedua, suasana menjadi lebih semarak. Peserta mengenakan batik sebagai simbol identitas budaya, mencerminkan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Acara kemudian dilanjutkan dengan pengenalan organisasi mahasiswa, orasi inspiratif dari BEM FISIP, serta permainan interaktif yang membangun kekompakan antar-MABA. Tidak hanya itu, rangkaian ditutup dengan sangat meriah karena menghadirkan guest star, yaitu penampilan DJ Maill yang bikin suasana meledak dengan energi, semua peserta hanyut dalam kebersamaan yang sangat menyenangkan. Penampilan DJ Maill ini menjadi penutup yang berkesan, meninggalkan ingatan indah tentang awal perjalanan sebagai mahasiswa FISIP UPNVJ.
Lebih dari sekadar rangkaian kegiatan, PKKMB FISIP 2025 menjadi ruang perjumpaan yang kaya akan keberagaman budaya. Dalam dua hari itu, saya berkesempatan mengenal teman-teman dari berbagai daerah: ada yang berasal dari Lampung, Betawi, Sunda, Jawa, Batak, hingga Bali dan Kalimantan. Dari sekadar obrolan ringan, keberagaman itu muncul dalam bentuk bahasa daerah, makanan khas yang mereka ceritakan, maupun kebiasaan unik yang dibawa dari masing-masing latar belakang.
Di sela kegiatan, suasana makin hidup dengan adu yel-yel antarkelompok. Momen ini jadi ajang seru-seruan sekaligus "cek ombak" untuk menyalakan semangat bersama. Dari teriakan penuh energi itu, tercipta rasa kebersamaan yang bikin suasana makin cair dan menyatukan kita semua.
Apa yang terlihat di PKKMB FISIP 2025 memberi pelajaran penting bahwa keberagaman bukan sekadar perbedaan yang ada di atas kertas, melainkan energi yang memperkaya suasana kampus. Setiap mahasiswa membawa perspektif, cerita, dan nilai-nilai dari daerahnya masing-masing. Jika disatukan, keberagaman ini membangun semangat kebersamaan yang sulit digantikan.
Di kelas nanti, perbedaan cara pandang dari mahasiswa yang berasal dari latar budaya berbeda justru akan memperluas wawasan. Dalam organisasi, keberagaman akan mendorong kreativitas serta kemampuan untuk bekerja sama lintas perbedaan. Bahkan dalam pertemanan sehari-hari, keberagaman menjadi alasan kenapa kampus selalu terasa hidup dengan tawa dari humor khas Betawi, ada cerita inspiratif dari kearifan lokal Sunda, ada semangat gigih dari teman-teman Jawa dan Batak, hingga kehangatan cerita dari teman-teman asal Kalimantan.
Mengikuti PKKMB FISIP 2025 membuat saya semakin yakin bahwa keberagaman adalah modal sosial yang sangat berharga. Kampus tidak hanya menjadi tempat menimba ilmu, tetapi juga ruang belajar tentang kehidupan sosial yang plural. Semangat Bhinneka Tunggal Ika bukan slogan kosong, melainkan sesuatu yang kami rasakan sendiri dalam interaksi sehari-hari.
Keberagaman di FISIP harus terus dijaga sebagai fondasi persatuan. Dengan saling menghargai perbedaan, mahasiswa dapat membangun lingkungan belajar yang inklusif, toleran, dan produktif. Di tengah arus globalisasi dan tantangan perpecahan, keberagaman ini justru menjadi kekuatan untuk menjaga harmoni, baik di kampus maupun di Indonesia secara keseluruhan.
Melalui pengalaman dua hari PKKMB FISIP UPN "Veteran" Jakarta 2025 ini menegaskan bahwa semboyan Bhinneka Tunggal Ika benar-benar hidup di kampus. Saya menyadari bahwa acara ini jauh dari sekadar formalitas. Ia adalah representasi nyata dari keberagaman yang hidup di kampus. Dari sambutan formal hingga penampilan meriah DJ Maill di akhir acara, semuanya membentuk satu rangkaian yang bukan hanya memperkenalkan dunia kampus, tetapi juga memperlihatkan betapa indahnya keberagaman yang menyatukan kita.