Saya telah mengikuti geladi hominisasi pada tanggal 22 Mei yang diselenggarakan oleh LPH Universitas Parahyangan. Pertama-tama, saya mengerjakan tugas pra geladi yaitu mendengarkan lagu Indonesia Raya 3 stanza dan menjawab beberapa pertanyaan terkait dengan makna dan arti apa yang kita dapat dari lagu tersebut.Â
Kedua, saya mengikuti zoom geladi dimana kita semua wajib hadir 30 menit sebelum dan berdoa serta menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mars Unpar dengan sikap badan sopan berdiri tegak, setelah itu kami mendengarkan beberapa dosen dan kakak pembicara yang akan menyampaian materi geladi.Â
Setelah itu, kami semua menjawab quiz yang berisi tentang sejarah Indonesia, kebudayaan Indonesia yang dapat mengasah serta meningkatkan pengetahuan kita tentang Indonesia.Â
Kemudian, kami dibagi ke dalam breakout room dan berdiskusi dengan kelompok saya untuk perkenalan dan menampilkan presentasi yang kita buat sebaik mungkin sesuai tema dan diumumkan kelompok mana yang jadi pemenangnya.
Pengalaman saya setelah mengikuti program geladi Hominisasi adalah cara saya berinteraksi dengan orang yang baru dikenal, berdiskusi, bertukar pikiran. Dan setelah berdiskusi, ternyata banyak sekali pembahasan dari banyak perspektif yang berbeda.Â
Banyak dari anggota kelompok saya yang memiliki pikiran yang sangat kritis terhadap aspek yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya. Selain itu, setelah mengikuti geladi Hominisasi saya juga baru menyadari seberapa penting menggunakan logika dan bahasa sebagai warga negara.Â
Sebagai warga negara, sangat dibutuhkan logika dan bahasa untuk berdiskusi dan berpikir kritis dengan musyawarah, karena dalam kehidupan kewarganegaraan dibutuhkan solusi yang tepat dan berdemokrasi. Selain itu, bahasa juga dapat menjadi identitas sebuah warga negara.
Berkat dari program geladi Hominisasi ini, saya jadi memiliki pikiran yang lebih kritis dalam proses berdiskusi dalam semua aspek. Hal ini sangat bermanfaat di dalam perkuliahan saya. Membuat saya dapat melontarkan pendapat dan berdiskusi kelompok dengan pikiran yang lebih kritis dan mendalam.Â
Secara tidak langsung, hasil dari proses berpikir yang kritis akan memperoleh nilai yang lebih baik. Selain itu, saya jadi lebih sadar terhadap adanya bahasa daerah. Saat berdiskusi dengan kelompok, beberapa anggota kelompok saya menceritakan tentang adat daerah mereka dan ada beberapa juga yang bisa berbicara dengan bahasa adat mereka.Â
Melihat mereka seperti itu, saya merasa tidak memiliki identitas. Padahal, hal itu terjadi hanya karena saya yang tidak tertarik untuk mengetahui bahasa dan adat daerah saya.
#unpar #geladihominisasi #universitaskatolikparahyangan #ppilph #lifeatunpar Â