Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Penamaan Makanan Ternyata Mencerminkan Karakter

20 Maret 2020   12:58 Diperbarui: 20 Maret 2020   19:34 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oliebollen |Sumber: 123RF

Sebagai makhluk tropis, tantangan tinggal negara 4 musim adalah iklimnya. Apalagi bila tinggal di Belanda, yang posisinya tak jauh dari kutub utara. Rasanya hampir sepanjang tahun, perlu berjaketan. 

Bayangkan, suhu siang hari di saat musim panas saja berkisar antara 17-20 derajat celcius. Apalagi pada saat musim dingin, suhu siang hari berkisar diantara 2-6 derajat celcius. Walaupun banyak yang menyukai musim dingin, namun sayangnya saya tidak termasuk dalam golongan tersebut.

Meskipun demikian, ada satu hal yang bisa membuat saya merindukan datangnya musim dingin. "Oliebollen". Karena, cemilan khas Belanda ini, hanya ada saat musim dingin. 

Cemilan ini seperti donat, namun adonannya diberi kismis/sultana dan setelah digoreng akan ditaburi gula halus. Paling nikmat bila dimakan langsung saat baru digoreng.

Kata “Oliebollen” membuat saya berpikir apa yang melatarbelakangi nama tersebut. Walaupun kemampuan Bahasa Belanda saya masih amat sangat terbatas, namun sedikit banyak saya dapat mengira-ngira apa artinya. 

"Olie" artinya minyak dan "Bollen" adalah bentuk jamak dari kata "Bol" yang artinya adalah bola.

Jadi kalau diterjemahkan secara harafiah, Oliebollen adalah bola-bola minyak. Penamaan yang jujur sekali.

Bandingkan dengan penamaan beberapa jenis kue lainnya, seperti "mille feuille", pastry asal Prancis, yang bila diartikan "seribu lembaran/lapisan". Padahal bila melihat penampakan kue tersebut jelas lapisannya tidak sampai seribu. 

Atau "Baumkuchen", yang dapat diartikan kue pohon (Baum: pohon dan Kuchen: kue), kue asal Jerman yang ide penamaannya karena penampilan kuenya yang mirip dengan lingkaran tahun pohon. Masing-masing berusaha memberikan nama yang terbaik untuk kue-kue mereka.

Kejujuran orang Belanda dalam penamaan makanan, juga bisa dilihat dari penamaan "Spekkoek". Jenis kue ini bila di Indonesia dikenal dengan nama yang indah, Lapis Legit

Nah, di Belanda dinamakan Spekkoek karena lapisan kue yang warnanya selang seling antara warna gelap dan terang, bagi mereka mengingatkan akan bacon/daging babi asap, dan diberilah nama Spekkoek

Spek artinya bacon dan Koek artinya kue. Kue yang sama, namun cara menamakannya sangat berbeda.

Penamaan Spekkoek karena lapisannya yang mirip lapisan bacon|Sumber: OkokoRecepten (Spekkoek), Blackwells Farm (Bacon)
Penamaan Spekkoek karena lapisannya yang mirip lapisan bacon|Sumber: OkokoRecepten (Spekkoek), Blackwells Farm (Bacon)
Penamaan kue yang “apa adanya”, tanpa diindah-indahkan, membuat saya jadi teringat akan karakterisitik orang Belanda yang terkenal akan keterusterangannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun