Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rocky Gerung Harus Tetap Berada di Ruang Publik?

14 Februari 2019   20:13 Diperbarui: 14 Februari 2019   20:34 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
analytics.wizdeo.com

Bagi Anda yang suka menonton acara Indonesia Lawyers Club ( ILC) di Tv One, nama Rocky Gerung, selanjutnya RG, tak akan asing lagi. Dan Saya mencoba menuliskan tokoh ini, sesuai pengamatan ala kadarnya, karena Saya melihatnya melalui Youtube, dari negaranya Pudin, eh Putin, yang sekarang sedang musim dingin, dengan suhu di bawah titik beku. Jadi bila tak sepenuhnya benar tentang tokoh ini, harap maklum.

RG adalah pengamat politik yang logikanya sungguh luar biasa, telah menjadi semacam pengamat yang kehadirannya pada acara ILC sangat dinanti-nanti, dan Saya termasuk orang yang gemar pada acara tersebut dan suka dengan tokoh ini. Terlepas dengan segala istilah yang telah dikeluarkannya, terutama kata Dungu, yang sudah saya tulis sebelumnya, 13 Februari 2019 kemarin.

RG memang pengamat politik  fenomenal, sekeras apapun kritikan orang padanya, bahkan sampai ditunjuk hidungnya, RG santai saja, tetap senyam senyum saja melihat lawan bicaranya yang sudah seperti kebakaran jenggot, padahal lawan bicaranya tidak punya jenggot, kecuali  seorang dari staf ahli presiden  yang begitu mengebu-gebu membela yang mengangkatnya dan memberi kedudukan empuk baginya.

Nah lawan bicara RG  ini sampai begitu emosi dan membawa-bawa gelar doktornya atau S3nya, boleh dibilang sampai nyaris kehilangan akal sehatnya melawan GR, yang begitu kuat ditekankannya, tapi lagi-lagi RG hanya senya senyum saja menanggapinya, bahkan memberikan jatah waktunya bicara pada penentangnya itu.

Ada lagi politikus Senayan sampai kecewa menunggu RG, karena pada acara ILC si tokoh dari Senayan sudah siap-siap mau menyerang RG dengan segudang data dan fakta, yang katanya sudah dia miliki begitu banyak, cukuplah menjadi amunisi untuk membungkam RG, namun sayang RG pada kesempatan tersebut lagi mendakai Gunung Erebus di Rusia. Keren habis! Hoby yang layak untuk generasi melenial, tapi tetap dilakoni RG, luar biasa. Bahkan RG bilang itulah kuliah tertinggi di dunia dan di alam terbuka. Lagi-lagi luar biasa, mana ada kuliah  seperti yang dilakukan RG di dunia? Saya rasa tak ada satupun.

Jadi ada semacam alibi yang tak bisa ditolak, Rocky Gerung yang mau dihajar habis-habisa oleh tokoh dari Senayan, seperti diselamatkan oleh sesuatu yang di luar logikanya RG. 

Karena menurut lawan bicara RG di satu kesempatan telah mengatakan bahwa RG tak beriman, lagi-lagi RG tetap tersenyum dengan tuduhan yang membabi buta tersebut, karena soal keimanan yang tahu hanya Tuhan dan adanya di hati manusia, walau bisa dilihat dari kenampakan fisiknya sehari-hari.

Yang Saya  salut RG itu punya ketenangan luar biasa ketika diserang oleh lawan bicaranya, yang sepertinya mulut lawan bicara sudah berbusa-busa, tapi RG tetap tenang dan tetap tersenyum, padahal lawan bicaranya juga bukan orang sembarang, bukan mahasiswa tingkat pertama, tapi sudah punya gelar yang terkadang malah lebih tinggi dari RG, tapi RG tidak gentar dan tak kelihatan takut. Gaya bicaranya yang memang tertata rapi telah membuat pirsawan TV One bisa termangu-mangu.  Dan ibarat Sayur asam yang tanpa garam, begitulah GR kedudukannya di ILC sekarang ini. Acara ILC tanpa RG seperti sayur asam kurang garam, hambar.

Ada lagi yang membuat RG itu begitu fenomenal, yaitu daya krtiknya yang tak henti-hentinya pada orang nomor satu di negara ini, ketika ditanya, " kenapa hanya orang nomor satu yang dikritik?" Ya wajar, karena yang dikritik  sedang menjalankan pemerintahan. 

Jika yang dikritik RG belum duduk di pemerintahan, apanya yang mau dikritik? Sungguh jawaban yang membuat pendukung petahana pada Pilpres 2019 diam seribu bahasa, bungkam, tak berkutik.

Apa sih yang bisa diambil pelajaran dari munculnya RG ini? Paling tidak anak-anak bangsa ini telah ikut dicerdaskan, baik langsung maupun tidak langsung dengan kehadiran RG.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun