Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Inikah Capres Alternatif 2019?

16 April 2018   19:42 Diperbarui: 16 April 2018   19:48 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini dia tokoh harapan bangsa ke depan, akankah menyusul seperti Jokowi, dari Gubernur ke Presiden? Sumber: tribunnews.com

Menjelang Pilpres 2019 mendatang, ada baiknya kita berhenti sejenak, menewarang dengan mata saya, bukan Mata Najwa, tentang tokoh-tokoh yang menginspirasi dan skalan nasional, kalau tokoh yang biasa sih, sudah Anda tahu semua, terlepas dari pencitraan atau tidak. Namun faktanya sekarang totoh tersebut sudah menjadi Presiden RI, Jokowi. Siapa ya sekarang yang tidak kenal Jokowi?

Baik,  kita tinggalkan Presiden kita, biarkan Jokowi menuntaskan pekerjaannya sampai 2019, ini tetap kita harus jaga, apapun alasan Jokowi sebagai Presiden kita harus hormati, karena ini pilihan langsung dari rakyat, jangan sebentar-sebentar tak setuju, lantas Presiden diturunkan, janganlah, itu kebiasaan yang tidak elok untuk ketertiban dan keamanan sebagai bangsa dan negara.

Biarkan Jokowi bekerja dengan Nawacitanya, biarkan Jokowi menuntaskan pekerjaannya sempai 2019 mendatang. Kalau sudah 2019 mau ganti, ya silahkan diganti , tapi dengan cara-cara konstitusional, dengan Pemilu, bukan dengan kudeta, baik kedeta biasa, apa lagi kudeta berdarah-darah, janganlah.... Contoh Thailand, yang gonta ganti PM belum pada waktunya atau belum habis  masa jabatannya, kurang baik buat kita semua.

 Perkara  Jokowi mencalonkan lagi, ikut pilpres lagi untuk jabatan tahun 2019-2024, itu urusan lain, sekarang yang penting bagi kita bersama adalah  menjaga stabilitas dan keamanan nasional, jangan sampai Indonesia seperti Negara-negara lain yang keamanan dan ketertiban di dalam negaranya sedang kacau balau, ambil contoh di Irak, Afganistan, Syria, Yaman, Lybia, Mesir, Venezuela dan lain sebagainya. Bahakan di Syria tambah kacau balau lagi, dan ada berita siap-siap ke PD III?

Mari kita hormati Jokowi sebagai Presiden, salah satu lembaga tinggi negara, yang harus kita jaga, terlepas Anda suka atau tidak terhadap langkah-langkah Jokowi, yang jelas Jokowi sudah menjadi pilihan rakyat banyak, dan sudah bekerja kurang lebih tiga tahun, dan akan menuntaskan jabatannya tahun 2019 mendatang. Jadi, jangan diganggu, jangan digoyang, jangan diturunkan di tengah jalan. Bila para tokoh  sudah ngebet ingin menggantikan Jokowi, sabarlah, tunggulah di tahun 2019, silahkan bertarung pada Pilpres tersebut dang anti pada saatnya.

Kembali ke kita menerawang, siapa sih kira-kira tokoh yang akan datang, yang akan tampil di depan, entah jadi Presiden atau menjadi tokoh nasional lainnya. Memang kalau dilihat dari usia, pada 2019 mendatang akan tampil wajah-wajah lama, seperti Prabowo, Wiranto, Surya Paloh, SBY, Megawati, Amien Rais dan yang sepentaran usia dengan mereka, mau tidak mau mereka masih berperan di dalamnnya. Nah ketika 2024 barulah "generasi muda" muncul, boleh disebut generasi abad ke 21 yang akan memimpin Indonesia mendatang.

Lalu siapa tokoh transisi yang tetap akan muncul walau penuh dengan kontroversional? Menurut terawangan mata saya, sekali lagi bukan Mata Najwa, inilah tokoh-tokoh tersebut. Jangan lupa terlepas Anda suka atau tidak, terlepas Anda menyukai atau membenci tokoh tersebut. Mari kita lihat sama-sama.

Ini Alternatip Capres 2019, mantan Panglima TNi yang siap maju menjadi capres 2019. Sumber: snap361.com
Ini Alternatip Capres 2019, mantan Panglima TNi yang siap maju menjadi capres 2019. Sumber: snap361.com
Pertama. Anies Baswedan. Ini dia juga tokoh muda yang luar biasa. Tokoh yang " disingkirkan" dalam kabinet Jokowi,  dengan diberhentikan menjadi mentreri Pendidikan dan Kebudayaan, tidak lantas "masuk kotak" dalam percaturan politik Indonesia. Dengan gayanya yang kalem, khas dan penuh senyum,  dapat mengalahkan tokoh fatahana Gubernur DKI Jakarta, yang dalam Pilkada DKI 2017 disinyalir tak ada yang bisa mengalahkannya. Ahok tak ada yang mengalahkankannya, begitu bunyi berita, karena tingkat kepopulerannya mencapai 75%, bahkan Ruhut Sitompul sampai pasang kupingnya rela dipotong, kalau Ahok sampai kalah.  Ahoknya sudah kalah, Ruhutnya diam seribu bahasa, bungkem dan tak berani menawarkan janjinya.

Anies Baswedan adalah  tokoh yang luar biasa, seperti  antitesanya Ahok. Kalau Ahok omongnya terlalu sombong, pulgar, sampai isi kebun binatang disebut kalau lagi marah, Anies Baswedan tidak demikian, walau diserang, sehingga tensi darah bisa naik, Anes tetap kalem, tetap bisa menahan diri, maklum Anies adalah tokoh yang inteletualnya tinggi, bukan emosi yang dikedepankan, tapi hati dan otak. Otak boleh panas, tapi hati tetap dingin.

Kedua, Gatot Nurmantyo, sudah saya tulis sebelumnya, ada dua tulisan tentang Gatot Nurmanto.  Tokoh mantan Panglima TNI yang sudah malangmelintang dan siap mengabdikan dirinya bila negara memanggilnya. Tapi dilemanya bagi Gatot adalah tak punya partai, bila mau ikut dalam capres  atau cawapres 2019, kecuali ada partai yang melamarnya atau mencalonkannya, tapi kalau menurut fakta yang ada, sudah tipis harapannya, kecuali ada sesuatu yang luar biasa.

Untuk Gatot saya tidak berpanjang lebar, karena sudah ada dua tulisan sebelumnya, silahkan Anda merujuk ke sana, judulnya tulisan tersebut : "Gatot Nurmantyo Capres Alternatif pada Pilpres 2019?" Dan "Gatot dan Anies Pasangan Maut Penantang Jokowi pada Pilpres 2019?". Yang jelas Gatot Nurmantyo sudah siap dilamar oleh partai manapun. Kalau taka da yang mencalonkannya berarti Gatot harus bergabung ke partai yang tentu saja cocok dengan karakter, vii dan misinya ke depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun