Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Akrab Tokoh FPI dengan Pendeta

22 Desember 2014   22:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:42 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14192290871455593871

Dalam kicauan selanjutnya akun DPP FPI menjelaskan bahwa ucapan selamat Natal dapat merusak aqidah, walaupun hal tersebut hanya kata-kata. Begitu pula dengan kata Syahadat, meski sekadar kata-kata, namun bisa membuat seseorang masuk Islam.

Maka itu jangan pernah paksa non-Muslim untuk mengucapkan dua kalimat Syahadat. "Toleransi itu simple," ungkap akun DPP FPI.

Coba lihat itu, ini mungkin berita langkah, karena selama ini yang diberitakan tentang FPI yang buruk, yang citranya kurang baik. Padahal FPI juga organisasi Islam yang menjujung tinggi perdamaian. Kalau pun ada tindakan yang agar keras, tujuan utamanya adalah memberantas kemaksiatan, bukan menyerang orang yang sedang beribadah! Islam sangat menghormati pihak lain yang sedang beribadah, dan dalam Islam tak ada paksaan dalam memasuki Islam.

Urusan toleransi dalam Islam, sudah ada sejak Islam berdiri, 14 abad lalu, ayat : Lakum dinikum waliyadin, bagimu agamamu dan bagiku agamaku, adalah ayat toleransi yang terus menerus dikibarkan. Jadi tak ada masslah dengan toleransi dalam kehidupan sosial, budaya, politik dan lain sebagainya. Pokoknya hubungan soal muamalah, tak ada masalah dengan agama lainnya. Tapi soal akidah, ya jangan dicampur adukan. Yang Islam beribadah ke Mesjid, yang Kristen ya ke Gereja, monggo.

Makanya ucapan yang sedang ramai dibicarakan setiap menjelang tanggal 25 Desember, selalu kontroversi, karena ada setuju, tapi ada juga yang tak setuju, ada yang membolehkan, ada pula yang mengharamkan, tergantung pada prinsif atau alasan yang digunakan masing-masing.Keduanya punya alasan yang sama-sama kuat, jadi jangan sampai sesama muslim justru ribut, bertengkar gara-gara ucapan tersebut.

Mari terus galakan toleransi sesama ummat beragama, foto di atas,  Habib Rizik sudah mencontohkan, tak ada masalah dengan foto tersebut, selama tidak melanggar akidah. Ayo terus berdampingan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, mari jaga negara ini dari adu domba yang akibatnya adalah kehancuran. Mari belajar dari kehancura negara-negara lain akibat perpecahan.

Silahkan menyebarkan agama untuk yang belum beragama dan tak ada pemaksaan untuk menganut Agama Islam. Jangan lupa damai itu indah, jangan dirusak oleh benturan akidah, silahkan beribadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Jangan memaksakan astribut untuk digunakan oleh orang yang tidak seagama, silahkan berjalan menurut akidah masing-masing. Sekali lagi, damai itu indah, lebih indah lagi bila berjalan pada rel masing-masing.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun