Terdengar suara berisik dari sebuah kelas, peserta didik terlihat aktif berbicara dengan peserta didik lainnya dalam kelompok. Hal yang berbeda terjadi di ruang keals sebelahnya, yang terdengar hanya suara ceramah guru yang berdiri di depan kelas, peserta didik duduk di kursi mereka masing-masing dan hanya terdiam mendengarkan ceramah guru. Apakah kelas yang tenang lebih baik dari pada yang ramai?
Metode ceramah yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan pembelajaran telihat lebih mudah diterapkan dan tidak membutuhkan media pembelajaran yang rumit. Namun yang terjadi peserta didik cenderung pasif karena metode pembelajaran ceramah ini bersifat mengaktifkan guru dan bukan peserta didik. Selain itu rasa ingin tahu peserta didik juga menjadi rendah, karena peserta didik hanya menerima dengan begitu saja materi dari guru tanpa bertanya atau berdiskusi dengan teman-temannya.
Dalam teori belajar kognitivisme, proses belajar lebih penting dari pada hasil belajarnya. Proses pembelajaran yang seutuhnya adalah ketika terjadi perolehan pengetahuan di mana peserta didik menyerap informasi, mengolahnya, dan menyimpannya dalam memori. Dalam teori ini peserta didik distimulus untuk mengaitkan pengetahuannya yang baru dengan pengetahuan lama yang sudah dimiliki sebelumnya. Proses pembelajaran akan berjalan baik jika materi yang baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki sebelumnya oleh peserta didik. Saat peserta didik diberi ruang untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, kemampuan berpikir anak menjadi berkembang. Saat peserta didik bekerja dalam kelompok bersama dengan teman-temannya serta adanya bimbingan oleh guru yang tidak hanya diberikan kepada tiap-tiap kelompok saja tetapi juga langsung kepada tiap peserta didik, kelas menjadi lebih hidup. Jadi, apakah suasana kelas yang tenang lebih baik dari pada yang ramai?
