Sabtu Suci hampir tak pernah dirayakan oleh umat Kristiani. Banyak yang sibuk mempersiapkan Malam Paskah, entah itu dekorasi maupun petugas liturgi. Kendati dimaknai pun hanya sebatas sebagai masa penantian akan hari Kebangkitan Tuhan.Â
Padahal jika ditelusuri lebih dalam makna Sabtu Suci ini ada di dalam Syahadat Para Rasul, yaitu "Aku percaya akan Yesus Kristus... yang turun ke tempat penantian." Berikut permenungan pribadi saya tentang Sabtu Suci berangkat dari Pengakuan iman Kristiani, menuju ke kehidupan konkrit saat ini.
Makna "Turun ke Tempat Penantian"
Umat Kristiani percaya bahwa pintu surga telah ditutup bagi manusia sejak kejatuhan manusia pertama (Adam dan Hawa) ke dalam dosa, sehingga mereka diusir dari Taman Eden. Beribu-ribu abad lamanya surga tertutup bagi manusia. Maka, setiap orang yang mati sejak saat itu tidak bisa masuk ke surga, tetapi tinggal di suatu tempat, yang disebut "Tempat Penantian." Di sanalah mereka menantikan pembebasan dari Sang Mesias, yang akan menebus dosa mereka dan membawa mereka masuk ke dalam Kerajaan Surga.Â
Yesus yang telah wafat dan dimakamkan, kini turun ke Tempat Penantian. Untuk apa? Untuk membebaskan para tawanan. Siapa para tawanan itu? Para tawanan itu adalah semua arwah orang beriman yang telah mati sebelum kedatangan Yesus ke dunia. Maka, Yesus turun ke Tempat Penantian membawa Misi Keselamatan kepada mereka, yaitu membebaskan semua arwah orang beriman yang telah mati sebelum kematian Yesus, agar mereka dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga.Â
Membebaskan Para TawananÂ
Permenungan di atas mungkin terlalu rumit bagi kita untuk memahaminya, apalagi mengamalkannya ke dalam kehidupan konkrit. Namun sebenarnya pesannya sangat jelas, yaitu pembebasan bagi para tawanan.Â
Membebaskan di sini bukan berarti memberikan kebebasan yang tanpa batas, sebebas-bebasnya, sehingga menimbulkan kekacauan dan anarki. Pembebasan yang dimaksud di sini adalah melepaskan belenggu kemiskinan, kejahatan, penderitaan, kebodohan, dan hal-hal buruk lainnya. Â
Misi yang sama, seperti yang Yesus lakukan pada Hari Sabtu Suci ini, juga berlaku bagi kita yang hidup di zaman ini, apapun latar belakang kita. Kita semua dipanggil untuk membebaskan para tawanan, yaitu orang-orang yang lemah, miskin, dan tersingkir, serta semua orang yang membutuhkan bantuan kita.Â
Cara kita membebaskan para tawanan itu adalah dengan melaksanakan semua tugas dan tanggung jawab kita dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan etika profesi dan hukum yang berlaku di negara kita, serta moralitas yang berlaku secara universal. Â