Mohon tunggu...
vincentius EkaPutra
vincentius EkaPutra Mohon Tunggu... Lainnya - penulis

selamat datang, terimakasih telah berkunjung

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Metafisika Aristoteles adalah Metafisika Pertama

5 September 2022   20:12 Diperbarui: 5 September 2022   20:19 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Metafisika Aristoteles sebagai metafisika pertama

Aristoteles membangun suatu pondasi bagi 'bangunan' metafisika. Ia mengemukakan tema metafisika adalah "kenyataan sekadar kenyataan". Meskipun Aristoteles meletakan dasar it is dalam metafisika, namun dalam metafisika yang dikembangkannya tidak menjawab persoalan atau merefleksikan rumusan fundamental yang telah dikemukakan sebelumnya. Aristoteles justru membahas suatu cara berada daripada membahas mengenai mengada yang hadir dalam segala cara berada. 

Menurutnya, terdapat dua cara berada yakni substansi dan aksidensi. Substansi dipandang sebagai suatu cara berada yang otonom. Substansi berdiri sendiri dan ada oleh karena diri sendiri (esse in ipso). Keberadaannya tidak tergantung pada yang lain. Yang dibutuhkan dalam substansi adalah esensi dan causa atau penyebab keberadaannya. Sementara cara berada yang kedua adalah aksidens.

 Ada aksidens tidak dapat berdikari dari dalam dirinya sendiri. Keberadaannya tergantung pada ada yang lain. Ia berelasi dan membutuhkan ada yang lain misalnya keberadaan warna. Kita tidak dapat membayangkan warna tanpa adanya substansi atau bentuk yang menyertainya. Keberadaan warna selalu melekat pada keberadaan substansi. Berbeda halnya dengan kursi sebagai ada substansi. Keberadaan kursi tidak tergantung pada warna. Substansi kursi hanya melibatkan hakekat dan penyebab keberadaannya.

Metafisika Thomas Sebagai Metafisika Kedua

Metafisika Aristoteles merupakan metafisika yang pertama. Aristoteles telah meletakkan dasar realitas dalam metafisika. Kenyataan seluas segala kenyataan melibatkan di dalamnya baik itu realita unitas dan realita pluralitas. Kesatuan merupakan prinsip mendasar dari aktus formalis yang mengandung berbagai jenis yang sama. 

Di dalam keberadaan jenis yang sama itu, terdapat individualitas yang identic dan menciptakan pluralitas. Cara berada yang tertinggi adalah cara berada substansi-aksidens. Akan tetapi, Aristoteles tampaknya kurang konsekuen terhadap rumusan dasar prinsip metafisisnya. Hylemorfisme belum sampai pada dasar keberadaan yang universal.

Tentang dasar keberadaan yang universal ini baru secara eksplisit muncul dalam pemikiran Thomas Aquinas tentang aktus mengada atau actus essendi. Sejatinya, pemikiran metafisis Thomas merupakan kelanjutan dari tema metafisika yang telah digagas oleh Aristoteles yakni kenyataan sekadar kenyataan. 

Kenyataan yang hakiki tidak hanya terbatas atau hanya didasarkan pada kesamaan jenis. Kenyataan bahwa terdapat unitas maupun pluralitas ditempatkan dalam kerangka yang lebih mendalam yakni aktus mengada atau actus essendi. 

Dalam pemikiran Aristoteles, actus yang utama adalah actus formalis yang memungkinkan banyak materia prima menjadi satu. Dalam konsep Thomas Aquinas terjadi peralihan yakni bahwa actus yang utama adalah actus essendi. Dengan demikian, terungkap bahwa pusat metafisika Thomas berorientasi pada pembahasan mengenai aktus mengada.

Thomas menyebut aktus mengada sebagai aktus dari segala aktus yang lain dan kesempurnaan dari segala kesempurnaan lain. Aktus mengada disebut sebagai aktus dari segala aktus yang lain karena sifat ada adalah prinsip universal yang berlaku bagi segala hal. Aktus mengada meresapi segala keberadaan aktus yang lain, bahkan jika hendak kita sandingkan dengan aktus jenis, mengada adalah dasarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun