Mohon tunggu...
Humaniora

Sepak Terjang Seorang Sefrizal Hafiz di Dunia Pendidikan

20 Maret 2019   08:03 Diperbarui: 20 Maret 2019   15:09 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


                                                  

        Sefrizal Hafiz lahir di Kota Pasuruan, Jawa Timur, pada tanggal 22 Juni 1985. Ayahnya bernama Nur Hasan. Ia anak pertama dari tiga bersaudara. Ia mempunyai istri yang bernama Dian Budi Lestari, keduanya mempunyai dua orang anak yaitu Kamila Aurelia Hafiz dan Nabila Asyifa hafiz. Ia bertempat tinggal di Dusun Pengkol, Desa Gondang Rejo, Kecamatan Gondang Wetan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Ia pernah mengenyam pendidikan mulai dari Taman Kanak-Kanak Al-Kautsar, SD Negeri Warung Dowo, SMP Negeri 6 Pasuruan, SMA Negeri 2 Pasuruan, sampai ia menempuh pendidikan terakhir di Universitas Muhammadiyah Malang. Ia mengambil jurusan Psikolog yaitu ilmu yang mempelajari tentang perilaku kejiwaan manusia. Menurut ia pada waktu mengenyam pendidikan tidak ada prestasi menonjol yang diperolehnya, semuanya biasa-biasa saja sesuai dengan standar pendidikan pada umumnya, artinya tidak kurang dan tidak lebih. Menurut ia semasa pendidikan tidak ada kebanggaan atau prestasi yang diperolehnya. Artinya nilai raport sampai nilai indeks prestasi yang diraihnya di fakultas sesuai dengan standar. Baginya kebanggaan yang terpenting adalah dukungan dan motivasi dari keluarga terutama spirit dari kedua orangtuanya. Ia merasa sangat beruntung memiliki kedua orang tua yang mempunyai cita-cita untuk menyekolahkannya sampai ke perguruan tinggi. Menurut ia segala upaya dilakukan oleh kedua orangtuanya agar bisa mewujudkan cita-citanya untuk meraih gelar sarjana.

        Setelah meraih gelar Sarjana Psikolog, ia mulai mengajar di SMA Negeri 1 Purwosari, tepatnya pada tanggal 5 Januari 2015, semasa kepemimpinan kepala sekolah masih di pegang oleh Bapak Heru. Pada awalnya ia bercita-cita menjadi seorang pengusaha, tetapi nasib berkehendak lain yang akhirnya ia bertekad menjadi seorang guru hingga saat ini. Adapun menurut ia semasa mengajar tidak ada kesulitan yang diperolehnya dan cara pembelajarannya juga sangat tenang. Sesuai dengan watak dan karakter ia yang tenang dan humoris, sehingga membuat suasana kelas menjadi tidak membosankan.

        Konsep belajar mengajar menurut ia tidak bertele-tele dan tidak perlu serumit mungkin, semuanya berjalan sesuai dengan prosedur pendidikan yang diajarkan. Sesuai dengan dialog  ia yang mengatakan "apa yang bisa dilakukan, ya dilakukan", karena Pendidikan Psikologi bukan untuk membaca pikiran orang tetapi untuk mempelajari tulisan dari masing-masing anak didik untuk mengetahui karakter dan sifatnya. Motivasi  ia mengajar adalah menjadikan anak-anak didiknya untuk mandiri, berdedikasi, berwawasan luas, dan lebih selektif dalam memilih pergaulan. Intinya seluruh anak didik harus disiplin dan lebih giat belajar untuk meraih kesuksesan di masa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun