Mohon tunggu...
Rivina
Rivina Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya suka mendengar musik, membaca dan menulis. Musik membuat saya tenang dan rileks, tetapi dibalik musik tersebut terdapat pesan yang disampaikan, hal itu membuat saya suka mengeksplorasi musik. Membaca juga adalah hal yang saya sukai, dimana saya dapat memperluas pengetahuan saya akan dunia sekitar yang bahkan tidak saya ketahui. Melalui kebiasaan mendengar musik dan membaca membuat saya suka menulis sebagai bentuk untuk mengeskpresikan diri saya dan bahkan ide-ide yang saya dapat

Selanjutnya

Tutup

Nature

Di Balik Indahnya Kota Jayapura, Terdapat Permasalahan Sampah yang Menggunung Setiap Harinya

29 Mei 2025   09:21 Diperbarui: 29 Mei 2025   09:21 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: Kondisi Drainase yang Tersumbat Sampah di Salah Satu Sudut Kota Jayapura (sumber: Dok Pribadi 28 Mei 2025))

Jayapura sering dikenal sebagai kota yang indah, bahkan beberapa kali mendapatkan penghargaan Piala Ardipura atas kebersihan kotanya. Tapi, pernahkah kita benar-benar melihat lebih dekat? Apakah penghargaan itu benar-benar mencerminkan kondisi sebenarnya? Di balik gemerlapnya kota, masih ada sampah yang berserakan di jalanan. Tak jarang, sampah-sampah ini menyumbat drainase, yang pada akhirnya membuat banjir menjadi pemandangan biasa, baik saat hujan deras maupun hanya gerimis kecil. Sungguh ironis bukan?

Kita sering mendengar keluhan warga soal sampah yang tak kunjung terangkut. Bak sampah di berbagai sudut kota kerap penuh, bahkan meluap hingga ke luar bak. Sampah yang menumpuk ini membuat kota tampak kumuh, dan tak jarang menjadi sumber penyakit. Berdasarkan data yang dikutip dari KabarPapua.com , setiap harinya Jayapura menghasilkan 241 ton sampah di tahun 2024. Angka ini tentu sangat besar dan memerlukan pengelolaan yang serius. Tapi, siapa sebenarnya yang bertanggung jawab?

Di sisi lain, para petugas kebersihan sering menjadi sasaran kritik. Ketika sampah tidak diangkut tepat waktu, banyak yang langsung menyalahkan mereka. Namun, pernahkah kita berpikir tentang kondisi kerja mereka? Pada salah satu demo yang dilaporkan SuaraJayapura.com , para sopir truk sampah menuntut perhatian pemerintah atas minimalnya fasilitas kerja, gaji, dan status kepegawaian. Beberapa bahkan pengemudi harus bekerja dengan truk yang kondisinya sebenarnya tidak boleh beroperasi. Saya pernah melihat sendiri truk yang mogok di tengah jalan karena ban truk mereka pecah. Bukannya ke bengkel, mereka harus menunggu truk lain untuk meminjam ban. Tapi ban yang mereka pinjam juga dalam keadaan botak, tetapi mereka tetap memasang ban tersebut dan kembali jalan membawa bak sampah menuju tempat pembuangan. Situasi ini sangat miris bukan? Apalagi setiap harinya mereka harus bekerja membuang sampah tanpa mengenal yang namanya libur. Bekerja dengan membawa kendaraan yang kondisi bannya sudah botak seperti itu, tentu bisa membahayakan keselamatan mereka.

Lalu, bagaimana dengan masyarakat? Kita sering menuntut kebersihan, tapi apakah kita sudah membuang sampah di tempatnya? Apakah kita sudah mematuhi jadwal pembuangan sampah yang telah ditentukan? Faktanya, masih banyak orang yang membuang sampah sembarangan, bahkan ketika bak sampah sudah tersedia. Hal ini menunjukkan bahwa masalah sampah bukan hanya persoalan pemerintah atau petugas kebersihan, tetapi juga kesadaran kita sebagai warga.

Masalah ini membutuhkan kerja sama semua pihak. Pemerintah harus menyediakan fasilitas yang memadai, mulai dari operasional kendaraan hingga bak sampah yang layak. Petugas kebersihan juga perlu mendapatkan penghargaan yang pantas, baik dalam bentuk gaji maupun hal-hal lainnya yang memang pantas untuk mereka dapatkan tanpa harus dipandang sebelah mata. Dan kita sebagai masyarakat, mari mulai dari hal-hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, dan menghargai kerja keras mereka yang setiap hari membersihkan kota kita.

Kota Jayapura yang indah ini adalah rumah kita bersama. Jangan biarkan sampah mencuri keindahannya. Kalau bukan kita yang peduli, siapa lagi?

Sumber:

https://kabarpapua.co/waduh-timbulan-sampah-di-kota-jayapura-capai-241-ton-per-hari-picu-kasus-dbd/

https://jayapura.pikiran-rakyat.com/jayapura/pr-2769032546/kantor-walikota-jayapura-bau-supir-pengangkut-sampah-demo-mogok-kerja

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun