Oleh: Dr. Ir. Vina Serevina, MM., Andesnia Qonita Luthfiya, Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Jakarta, Angkatan 2019
Matahari membawa banyak manfaat bagi kehidupan kita. Tanpa matahari, kehidupan di bumi bisa hancur. Oleh karena itu, matahari sering disebut sebagai sumber kehidupan. Sebagai sumber energi yang paling produktif, matahari terus menerus memancarkan sinarnya. Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana Matahari bersinar?Â
Latar belakang postingan kali ini berjudul "Tidak Bersinar! Matahari Tanpa Fisika Kuantum!". Postingan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Matahari bersinar. Pembaca dan penulis khususnya harus dapat memperluas  pengetahuan dan meningkatkan minat mereka pada pendidikan sains dasar.
Matahari menghasilkan energi melalui proses yang sering disebut fusi nuklir. Reaksi alami yang terjadi di pusat Matahari saat inti berfusi dengan inti yang lebih berat disebut proses fusi.Â
Dalam kasus Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional (ITER), fisikawan nuklir telah lama berusaha menciptakan fusi melalui reaktor  Bumi, menghasilkan lebih banyak energi daripada bahan bakar fosil biasa. Misalnya, jumlah atom hidrogen seukuran nanas dapat menghasilkan hingga 10.000 ton batu bara.Â
Fusi membutuhkan 100 juta Kelvin, tetapi inti Matahari hanya dapat mencapai 15 juta derajat. Jadi bagaimana Anda membuat cahaya Jawabannya adalah fenomena kuantum yang dikenal sebagai terowongan kuantum.
Proses ini menggabungkan dua proton yang terikat bersama. Tetapi jika semua proton memiliki muatan yang sama, mereka akan saling tolak menolak seperti dua kutub magnet yang sama. Inilah yang disebut "penghalang atau Barrier Coulomb", ruang antara dua proton.Â
Dinamakan setelah Hukum Coulomb, Penghalang Coulomb dinamai sesuai nama fisikawan Charles Augustin de Coulomb. Ini adalah penghalang energi akibat interaksi elektrostatik yang harus diatasi agar kedua inti cukup dekat untuk memicu reaksi nuklir. Penghalang energi ini disediakan oleh energi potensial elektrostatik :