Mohon tunggu...
Vlar Lantang
Vlar Lantang Mohon Tunggu... wiraswasta -

Laki laki anak nagari ,di Ujung Barat Sumatera Barat (Padang ) Aia Bangih Nama Nagari nya..

Selanjutnya

Tutup

Bola

Komite Adhoc Bingung, Presiden Joko Widodo Harapan Terakhir. Kok Bisa?

6 Januari 2016   21:32 Diperbarui: 6 Januari 2016   21:40 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="http://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/logo-fifa-_150603171656-828.jpg"][/caption]

Agum Gumelar usai melakukan rapat ketiga Tim Ad-Hoc di Jakarta.mengaku khawatir sikap keras kepala pemerintah, akan semakin membuat parah kondisi dunia sepak bola Indonesia.Kayak rekaman percakapan Setya Novanto sama Muhammad Reza,yang mengatakan istilah "keras kepala ".

Sejak di sahkan oleh FIFA,kepengurusan Komite Adhoc pada tanggal 3 Desember 2015,lengkap dengan tugas dan fungsi nya,makin lama Komite Adhoc terlihat seperti lemah dan loyo.cendrung sudah putus asa.
Pada rapat pertama dikantor PSSI,hanya perwakilan dari APPI saja yang tidak bisa hadir,kalau perwakilan Pemerintah sudah pasti tidak hadir,karena belum memasukan nama wakil nya ke Komite Adhoc.Rapat ini juga di hadiri oleh perwakilan FIFA asal Jepang, anggota komite eksekutif AFC Mariano V Araneta.
Dalam rapat ini terlihat ada banyak rencana dan tetap menjalankan semua tugas tugas yang sudah diberikan oleh FIFA,tercantum dalam terms of reference.

Pada rapat pertama Komite Adhoc,tidak mengeluarkan satu keputusan pun,hanya sang Ketua Komite Adhoc,Agum Gumelar saja yang memberi komentar.""Kepada semua pihak saya harap bisa menahan diri, agar tidak ada perpecahan opini. Jika tidak bisa menyejukkan suasana, jangan memanaskan suasana. Percayakan kepada kami," tutur Agum.

Setelah itu diadakan lagi rapat ke dua di kediaman Agum Gumelar,lagi lagi perwakilan dari APPI tidak bisa hadir,lagi dan lagi tidak ada hasil yang diputuskan dalam rapat ke dua ini,kembali sang Ketua Komite Adhoc saja yang memberi komentar "Dalam rapat kedua mengemuka wacana komite ad hoc akan berupaya menemui Presiden Joko Widodo guna menjelaskan secara detail tentang komite ad hoc. "Semoga saya dapat bertemu Presiden, supaya ada saling pengertian," kata Agum.

Dari hasil rapat yang sudah dua kali di adakan oleh Komite Adhoc diatas sudah bisa di perkirakan bahwa kinerja Komite Adhoc,tidak pernah berusaha untuk bisa menjalankan semua apa yang sudah di tugaskan oleh FIFA.Walaupun tanpa dihadiri oleh APPI dan Pemerintah.Padahal tugas tugas yang di bebankan FIFA pada Komite Adhoc sangatlah penting dan perlu di jalankan.Contoh nya adalah tentang membangun sistem lisensi klub yang memenuhi persyaratan FIFA dan AFC.
Bisa saja di mulai dengan memanggil semua pemilik Klub yang di bawah bendera ISL,untuk mensosialisaikan sistem lisensi klub ini.Club Licensi Regulations inilah yang jadi kunci penilaian dari AFC terhadap ke siapan Klub dalam mengikuti Kompetisi di semua tingkat di Asia.Ini malah sibuk mengurus perwakilan dari Pemerintah saja di setiap rapat,kapan kerja nya Komite Adhoc ??

Padahal begitu penting dan besar sekali manfaat daripada Club Licensi Regulations (CLR )ini,baik untuk Klub,pemain dan Federasi sendiri.Sejak tahun 2010, AFC telah memberlakukan pedoman untuk klub sepakbola dan anggota asosiasinya untuk memenuhi persyaratan untuk berkompetisi di tingkat Liga Champions AFC.Kenapa lama sekali di respon oleh PSSI ??

Manfaat yang di dapat dari LCR ini adalah ; untuk klub, CLR tentunya akan memprofesionalkan manajemen sepakbola klub dan administrasi kompetisi, mempromosikan kelayakan dan stabilitas finansial, mempromosikan transparansi dalam keuangan, kepemilikan, dan kontrol dari klub.CLR juga bisa menjaga kredibilitas dan integritas kompetisi klub, sehingga klub dan kompetisi dapat mempromosikan nilai-nilai olahraga sesuai dengan prinsip-prinsip fair play.

Kemudian untuk pemain, CLR akan bermanfaat untuk meningkatkan pembangunan pemain muda, termasuk pendidikan non-sepakbola. Ini juga akan meningkatkan transparansi dalam hubungan kontrak atau hukum dengan klub, serta memberikan pemain jaminan kesehatan.

Begitu penting nya sistem lisenci Club yang di tugaskan oleh FIFA,malah tugas ini yang tidak pernah di bahas oleh Komite Adhoc,sejak rapat pertama dan kedua dan ketiga..
Pada rapat ke tiga yang diadakan di rumah Agum Gumelar,juga tida ada keseriusan Komite Adhoc,melaksanakan tugas tugas nya.Malahan selalu sibuk dengan kehadiran Pemerintah.

Hasil dari rapat ketiga Komite Adhoc adalah
1.Komite Ad-Hoc berencana melakukan 'roadshow' untuk menjalin komunikasi dua pihak yakni Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) guna memberikan penjelasan utuh terkait pembenahan sepakbola tanah air
2.waktu penyelenggaraan konggres FIFA, akhir Februari 2016, harus jadi pertimbangan dalam menyelesaikan persoalan sepak bola Indonesia.
3.KOI dan KONI diharapkan bisa meyakinkan Presiden Joko Widodo untuk melaksanakan permintaan FIFA, yaitu membenahi sepakbola melalui Komite Ad-Hoc bukan Tim Kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun