Mohon tunggu...
Vilia Julieta Ferdy
Vilia Julieta Ferdy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Artikel untuk memenuhi tugas mata kuliah umum PDB

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Perselingkuhan, Kecurangan yang Kian Merajalela Zaman Sekarang

18 Mei 2023   14:00 Diperbarui: 18 Mei 2023   13:57 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Memiliki ikatan romantis yang harmonis dan happily after ever adalah dambaan semua orang. Namun, hubungan antar manusia pada hakikatnya adalah sebuah hubungan yang dinamis. Dibutuhkan perjuangan dari kedua belah pihak demi hubungan tersebut berjalan sesuai dengan harapan atau cita-cita. Hubungan ini kemudian akan menjadi renggang atau putus jika salah satu pihak ingkar atau lalai pada tujuan awal dari diikrarkannya hubungan tersebut. 

Hubungan dua insan manusia dalam sebuah komitmen pada dasarnya dilatarbelakangi oleh rasa cinta yang amat besar hingga terdapat hasrat untuk melanjutkan hubungan tersebut ke tahap yang lebih serius. Tetapi, dalam beberapa kasus, terdapat juga beberapa hubungan yang direncanakan, seperti perjodohan oleh kedua pihak orang tua atau perkawinan kontrak. Dalam menjalani sebuah hubungan, tentu harus menggabungkan dua karakter, kepribadian, dan sifat yang berbeda. Hal tersebut tentunya tidak mudah, pasti terdapat ketidakcocokan dan perselisihan, secara langsung maupun perselisihan batin yang akhirnya dialami kedua sejoli tersebut. Perbedaan-perbedaan yang akhirnya menimbulkan ketidaknyamanan hubungan ini pun akhirnya mengarahkan salah satu pihak ke perselingkuhan.

Perselingkuhan adalah hubungan romantis antara individu laki-laki atau perempuan dengan seseorang diluar pasangan sah nya. Johnson (2005) mendefinisikan perselingkuhan sebagai tindakan yang dirasakan dan dialami sebagai pengkhianatan yang menyakitkan dari suatu kepercayaan dan ancaman dalam suatu hubungan; tindakan ini merusak ikatan kasih sayang dan cinta pada pasangan. Meskipun demikian, pengertian "selingkuh" dapat berbeda tergantung negara, agama, dan budaya. Pada zaman sekarang, istilah perselingkuhan digunakan juga untuk menyatakan kecurangan dan ketidaksetiaan dalam pacaran. 

Mempertahankan sebuah hubungan tentunya sulit dan penuh tantangan, apalagi dalam mempertahankan sebuah pernikahan yang kodratnya seumur hidup. Segala tantangan seperti masalah finansial, parenting, ketidakcocokan dengan mertua atau ipar, dan lain-lain pasti akan datang menyerang kedua insan. Namun, walau diserbu masalah yang melimpah, perselingkuhan tetap bukan sebuah solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Apalagi, hukum kanonik dalam agama Katolik juga menyatakan bahwa sebuah pernikahan tidak dapat dipisahkan oleh siapapun dan alasan apapun, kecuali kematian.

Motif dan faktor yang melatarbelakangi perselingkuhan tentu sangat beragam dan kompleks. Dilansir dari alodokter.com, perselingkuhan yang dilakukan oleh pria bukan hanya didasari oleh hasrat seksual seperti yang banyak diketahui, melainkan penyebabnya adalah karena para pria tersebut merasa kurang dekat secara emosional dengan pasangannya sehingga mereka berusaha mencari kedekatan emosional dengan wanita lain. Sedangkan, wanita melakukan perselingkuhan karena merasa kurang dihargai dan diperhatikan oleh pasangannya sehingga mereka sering merasa kesepian dan mereka mencari pria lain untuk mendapatkan perhatian yang mereka inginkan. Kedua hal tersebut, sebenarnya disebabkan oleh komunikasi yang minim dan kurang lancar. Padahal, bila kedua belah pihak berkomunikasi dengan lancar dan efektif, keluhan akan satu sama lain akan tersampaikan dengan baik dan akhirnya kebutuhan masing-masing juga akan diusahakan untuk dipenuhi oleh pasangan. Misalnya, apabila sang pria mengeluh kepada pasangannya bahwa ia merasa mereka kurang dekat, pasangannya mungkin akan meluangkan lebih banyak waktu agar mereka bisa mendekatkan diri. Sama halnya, apabila para wanita mengungkapkan rasa kesepian tersebut kepada pasangannya, pasangannya mungkin akan tersadarkan dan memberi perhatian serta waktu lebih untuknya.

Selain faktor internal, terdapat juga faktor dari luar yang menyebabkan seseorang berselingkuh dari pasangannya, misalnya lingkungan pertemanan. Hasil dari sebuah polling anonim menunjukkan 75 persen pria yang berselingkuh mengungkapkan bahwa teman-teman mereka juga melakukan hal yang sama. Orang-orang di sekitar kita, terutama mereka yang kita temui dengan intensitas tinggi cenderung mempengaruhi karakter dan pemikiran kita. Apabila kita bergaul dengan orang-orang cerdas, maka tingkat kecerdasan kita juga akan terpengaruh oleh mereka. Sama halnya dengan seseorang yang bergaul dengan kelompok 'tukang selingkuh', maka tidak menutup kemungkinan ia akan meniru dan menormalisasi perselingkuhan tersebut. Pekerjaan juga menjadi salah satu faktor eksternal terjadinya perselingkuhan, terutama pekerjaan yang menyebabkan seseorang harus pindah ke daerah lain dan menjalani hubungan jarak jauh dengan pasangan mereka. Tak jarang para suami berselingkuh dengan rekan kerja mereka selama perjalanan bisnis. Bahkan, ada beberapa pria yang berselingkuh hingga memiliki keturunan dan menikahi selingkuhannya tersebut di kota lain tanpa sepengetahuan istrinya. 

Cinta dan komitmen yang dikhianati tentu menimbulkan rasa sakit yang sangat mendalam. Bahkan dampak terburuknya dapat menyebabkan depresi dan trauma, secara perselingkuhan adalah masalah yang sangat serius dalam hubungan, terutama hubungan perkawinan. Pada beberapa kasus, perselingkuhan pada akhirnya menyebabkan kehancuran rumah tangga dimana pasangan suami istri memutuskan untuk bercerai dan tak jarang beberapa pasangan melepas tanggung jawab mereka sebagai orang tua setelah bercerai dengan menelantarkan anak mereka atau anak-anaknya dititipkan ke sanak saudara. Tetapi, ada juga yang memilih bertahan dengan pasangannya setelah diselingkuhi karena berbagai alasan, seperti masih memiliki rasa cinta yang besar kepada pasangan dan anak-anak. Maka, mereka memutuskan untuk bertahan dengan rasa sakit hati yang amat mendalam, rasa tidak percaya diri, dan tentunya emosi negatif yang membanjiri diri mereka.

"Once a cheater, always a cheater", sebuah anggapan terkenal yang dikemukakan karena kebanyakan orang yang sudah pernah melakukan perselingkuhan akan tetap mengulanginya di masa depan. Maka, untuk seluruh individu dihimbau agar tetap memegang prinsip kesetiaan dalam menjalin hubungan. Berpikir panjanglah sebelum melakukan hal yang akan menyakiti kedua belah pihak pada akhirnya. Sebisa mungkin hindari godaan dan tetap mendekatkan diri kepada Tuhan agar terhindar dari kekhilafan dan hasrat untuk melakukan pengkhianatan terhadap pasangan. Jangan menghancurkan sebuah hubungan yang sah hanya karena kesenangan semata yang didapat dari perselingkuhan. Pahami setiap permasalahan yang menyebabkan perselingkuhan dan cobalah untuk mencari solusi dari permasalahan-permasalahan tersebut bersama pasangan agar hubungan terhindar dari keretakan.

Oleh : Vilia Julieta Ferdy

Dosen Pembimbing Artikel : Ira Suarilah., S.Kp, M.Sc, Ph.D.

Universitas Airlangga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun