Mohon tunggu...
Vidi Susanto
Vidi Susanto Mohon Tunggu... Lainnya - Photography

Mahasiswa tingkat akhir Gemar potography

Selanjutnya

Tutup

Film

Preserving The Seke, Film Pertama Indonesia yang Meraih Award International Film Festival Manhattan di New York

9 November 2021   08:57 Diperbarui: 9 November 2021   09:10 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
performance art Dari Isa Perkasa, terkait penguasaan lahan. Dalam acara launching film Preserving the seke, 6 November 2021. Foto : Vidi Susanto

Bandung, 6 November 2021. Launching Film Dokumenter Preserving The Seke, di putar di Gedung Bandung Creative Hub, Jl Laswi, Kecamatan Kacapiring, Kota Bandung. Irwan Zabonx sebagai sutradara dalam film ini meraih Gerry Balasta Advocacy Award, dari International Film Festival Manhattan (IFFM) di New York 14 oktober lalu.

Film yang berdurasi 11 menit dengan pengerjaan syuting selama 4 hari ini, menceritakan pentingnya menjaga seke (sumber mata air) di sekitaran Gedong Tjai Tjibadak yang memiliki puluhan sumber mata air. Selain mata air, di area tersebut juga kaya akan flora dan fauna. Satwa seperti elang, ular akan kita temui di area hutan terbuka hijau tersebut, selain itu masih terdapat tanaman kawung, loa dan puluhan jenis pohon bambu.

Saya emosi ketika melihat sepanduk yang bertuliskan "di sini akan di bangun pesantren internasional", tutur Poedji Irawan, selaku produser film Freserving The Seke.

Dengan adanya rencana alih fungsi lahan di sekitaran Ruang terbuka hijau tersebut, yang di gadang-gadang akan di bangun hotel, perumahan elit, bahkan rencana membuat pesantren internasional. Tentu alangkah baiknya daerah tersebut di jadikan erea konservasi yang akan berdampak baik bagi keberlangsungan hidup.

Yadi Supriadi, sebagai ketua yayasan Cinta Alam Indonesia (CAI) berterima kasih atas kepedulian masyarakat di lingkuangn daerah Ledeng yang semangat dalam melestarikan lingkungan. Dalam visinya sendiri komunitas CAI membangun jiwa muda yang kemarin terhimpit perihal pandemi covid 19, harapan kedepannya pemuda Bandung lebih cinta lagi akan lingkungan.

Dugaan mengenai adanya temuan  arkeologi di sekitaran Gedong Tjai Tjibadak, yang disinyalir peninggalan megalitikum di kemukakan oleh T. Bachtiar selaku ahli geografi yang juga tergabung dalam Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB). Tentu area tersebut bisa di jadikan sebagai wisata sejarah dan berpotensi menjadi raboratorium alam. 

Dalam acara ini juga hadir Kenny Dewi Kaniasari, selaku kepala dinas kebudayaan dan pariwisata Kota Bandung. Beliau merasa bangka atas lolosnya  film Preserving The Seke mesuk ke 70 nominasi film terbaik internasional, dan film pertama Indonesia yang mendapatkan Award Mahattan di New York. Untuk kedepanya dalam 100 tahun Gedong Tjai Tjibadak akan menjalin kolaborasi, tak lain untuk menjaga dan melestarikan alam dan bangunan haritege. Dan kedepannya area tersebut akan di usulkan menjadi cagar budaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun