Mohon tunggu...
Vidia Hamenda
Vidia Hamenda Mohon Tunggu... Ahli Gizi - pegawai

suka nulis dan jalan jalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berpikirlah Logis Melawan Pandemi

29 Juli 2021   15:29 Diperbarui: 29 Juli 2021   16:09 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: indonesia.go.id

Pada saat pandemi Covid -19 melanda dunia, kita melihat bahwa nyaris seluruh negara di dunia ini menghhadapinya. Virus yang makin massif dan berbahaya ini tidak mengenal ras atau agama dalam menyerangnya. Baik negara berkulit putih, kuning bahkan hitam. Juga tidak mengenal apakah negara itu kaya atau miskin. Atau menyerang hanya negara-negara yang beragama tertentu saja; entah itu agama islam, kristen, katolik dan lain sebagainya. Di mata virus Covid- 19, semua adalah sama.

Kita ambil contoh negara Amerika Serikat. Pada tahun pertama pandemi ini menyebar yaitu tahun 2020, AS hampir kolaps karena banyaknya warga terpapar dan tingginya angka meninggal dunia. 

Itu karena negara yang saat itu masih dipimpin oleh Donald Trump tidak memiliki basis data kuat dan semacam Satgas untuk menanggulanginya. 

Bahkan Donald dalam beberapa kesempatan mengatakan dengan nada rasis soal penyakit itu, yang membuatr negara ini kian terpuruk oleh banyaknya orang yang terpapar.

Namun Joe Biden punya kebijakan baru soal penanggulangan penyakit ini. Satgas dengan cepat diaktifkan dan semua hal soal penyakit ini berbasis data dan sains. Hanya dalam waktu setengah tahun, negara ini dengan cepat memvaksinasi warganya dan kematidan segera bisa diminimalisir.

Setiap negara memang punya kebijakan sendiri dalam menanggulangi pandemi ini. Tapi bisa dijamin bahwa tidak satupun negara yang ingin masyarakatnya terpuruk karena pandemi ini. Negara dan pemerintah akan selalu berupaya untuk menyelamatkan warganya, bagaimanapun caranya.

Namun bagaimana jika pemerintah sudah berupaya dengan keras, namun sering ada pengganggu ?

Penganggu di sini adalah semacam apa yang dilakukan oleh Trump pada saat dia menjadi kepala negara. Dalam masyarakat kita masih banyak provokasi yang masih saja mengkait-kaitkan kebijakan pemerintah soal penyakit ini dengan agama, soal beribadah dan lain sebagainya. Ini tersebar luas ke banyak masyakarat melalui media sosial dan wag-wag.

Sehingga kita bisa mendengar dan melihat kakek nenek yang menolak dirawat di rumah sakit padahal nafasnya tinggal satu dua. Mereka mempercayai kabar yang beredar bahwa dengan ke rumah sakit maka kematian akan menjemput mereka. Mereka tidak percaya sains bahwa dengan meningkatkan imun dan mematuhi protokol kesehatan maka kita bisa menghindari penyakit itu.

Karena itu kita harus mampu berfikir logis untuk menanggulangi pandemi Coivid-19 di nbegara kita. Semoga Pandemi ini9 cepat berl;alu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun