Mohon tunggu...
Vidia Hamenda
Vidia Hamenda Mohon Tunggu... Ahli Gizi - pegawai

suka nulis dan jalan jalan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Relasi dari Lingkungan Harus Bisa Kalahkan Ideologi Radikal

2 April 2021   14:20 Diperbarui: 2 April 2021   14:21 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dua tahun berselang sejak bom dahsyat Surabaya (tahun 2018) dan bom di Medan (2019) sampai awal tahun 2021 tidak ada bom yang meledak di Indonesia. Sampai Januari bahkan sampai Februari, kita melihat Densus 88 getol dalam menangkap para terduga teroris yang mereka pantau.

Namun akhir Maret 2021, dua bom benar-benar meledak dan keduanya mengagetkan kita semua. Kita semua tahu yaitu bom yang meledak di gereja Katedral Makassar dan penyerangan di Mabes Polri. Keduanya dalam rentang hanya dua hari.

Hal yang paling mendapat perhatian masyarakat selain keberanian mereka meledakkan diri adalah pengabaian sejarah dan hubungan mereka dengan lingkungan (keluarga dan teman-teman). 

Diungkapkan pada beberapa media bahwa mereka digambarkan sebagai keluarga santun dan mereka sendiri punya sifat pendiam sehingga banyak yang tidak tahu kegiatan mereka termasuk keluarga batih apalagi lingkungan sekitar.

Hal ini sangat berbeda dengan keluarga pengebom tiga gereja di Surabaya dimana keluarga batih itu (orang tua dan tiga anaknya) memang hidup dalam pikiran radikal / intoleran . 

Mungkin saja ortu mereka sejak muda memiliki pemikiran intoleran, lalu mereka punya guru ngaji ekslusif dan juga intoleran, sehingga sebagian besar nilai-nilai yang didapat oleh anak-anak mereka juga intoleran bahkan radikal. 

Kita bisa membaca bagaimana sesaat sebelum mereka berangkat mengebom dan sedang salat subuh, salah satu anak mereka menangis dan ditenangkan oleh ayahnya dan mengatakan "harus ikhlas". 

Di sini kelihatan sekali sang ayah mengambil peran besar dalam memenuhi kebutuhan batin mereka (termasuk ideologi) dan seluruh keluarga percaya padanya, sehingga mereka sekeluarga rela melakukan bom bunuh diri.

Keluarga memang hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kita sebagai mahluk Tuhan umumnya mendambakan ketenangan dan cenderung terikat dengan orang lain. 

Sebagian besar orang merasa nyaman dengan keluarga batih, keluarga besar (kakek-nenek, keponakan, ipar atau sepupu) dan para sahabat serta teman yang ada di lingkungan mereka.

Namun jika kita melihat fenomena dua kegiatan terorisme terakhir (Makassar dan Mabes Polri) kita bisa menyimpulkan bahwa para pelaku mampu melepaskan diri dari relasi-relasi terdekat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun