Dalam upaya memperkuat kolaborasi fiskal nasional, Kementerian Keuangan melalui gelaran KemenQ Learning Festival 2025 menyelenggarakan webinar “AP Corner” pada 28 Mei 2025 dengan tema penting: Mewujudkan Sinergi Pusat dan Daerah melalui Harmonisasi KEM-PPKF dan KUA-PPAS. Acara ini menjadi ruang strategis untuk menyelaraskan perencanaan dan penganggaran antara pemerintah pusat dan daerah.
Harmonisasi antara Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) di tingkat pusat dan Kebijakan Umum Anggaran serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) di daerah menjadi fondasi untuk menciptakan pembangunan yang inklusif, adil, dan berkelanjutan. Lebih dari sekadar kewajiban administratif, sinergi ini diharapkan menjawab tantangan-tantangan nyata di lapangan: mulai dari kemiskinan, krisis pangan, hingga kualitas layanan dasar.
Direktur Pembiayaan dan Perekonomian Daerah, Adrianto, memaparkan empat fokus kebijakan utama untuk tahun 2026: ketahanan pangan, pengembangan desa dan UMKM, percepatan investasi, serta peningkatan layanan pendidikan dan kesehatan. Fokus ini disusun agar kebijakan fiskal daerah sejalan dengan arah pembangunan nasional.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara, Sudarto, mengingatkan bahwa sebagian besar belanja negara pada akhirnya dinikmati masyarakat di daerah. Oleh karena itu, perencanaan yang sinkron antara pusat dan daerah sangat krusial agar kebijakan tidak tumpang tindih dan hasilnya lebih maksimal.
“Pembangunan itu terjadi di daerah. Kalau tidak disinergikan sejak awal, kebijakan bisa tidak saling mendukung,” ujarnya.
Webinar ini juga menggarisbawahi pentingnya inovasi pembiayaan (creative financing), pemanfaatan data digital, serta penguatan kapasitas sumber daya manusia daerah. Ke depan, kebijakan fiskal bukan hanya soal menyalurkan dana, tetapi juga bagaimana setiap rupiah dapat memberikan dampak nyata.
Dengan sinergi yang kuat, pemerintah berharap pembangunan di Indonesia tidak hanya cepat, tapi juga merata. Sebab, kemajuan bangsa tidak akan tercapai jika hanya bertumpu pada pusat, tetapi daerah harus ikut menjadi penggeraknya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI