Mempelajari sejarah,berarti kita mengingat peristiwa di masa lampau dan makna yang tersembunyi dibaliknya. Peristiwa pemberontakan petani banten 1888 ini terkenal salah satunya dibahas dengan kajian strukturasi Antoni Giddens atau lebih akrab disebut Giddens yang menganggap bahwa peristiwa ini merupakan sebuah praktik sosial.Praktik sosial yang disebutkan di sini bukan bermakna immoderate,melainkan kegiatan sehari-harinya.Pemeran utama dalam aksi ini adalah para petani yang akan menjalankan tujuannya dan menanggung segala konsekuensinya,hal itu dikemukakan oleh Antoni Giddens.
Pemberontakan petani banten 1888 adalah aksi para petani untuk merebut segala kewenangannya yang terampas oleh bangsawan dan juga pemerintah kolonial Belanda.Dahulu,para petani dianggap sebagai De Mardijkers atau kaum mardiker yang diperbudak dan wajib membayarkan pajak kepada bangsawan dan juga kolonialisme Belanda.Oleh karena itu,Senin 9 Juli 1888 tepatnya di Cilegon provinsi banten,para petani menjalankan aksinya untuk menuntut keadilan agar dapat bercocok tanam kembali karena merupakan satu-satunya sumber utama untuk keberlangsungan hidup mereka.
Awalnya,pemberontakan ini dipimpin oleh salah satu tokoh agama bernama Haji Wasid atau lebih akrab disapa Ki Wasid.Menurutnya hal ini dipicu oleh VOC yang menduduki banten sebagai wilayah taklukan.Pendapat lain mengatakan bahwa pemberontakan ini dilatarbelakangi oleh adanya sengketa tanah,endemi penyakit,bencana dan juga eksploitasi tenaga kerja.Lalu, permasalahan itu meramban pada keyakinan karena beberapa pemimpin jua dikenal menjadi seorang ulama.Sehingga para petani menjalankan aksinya dengan kekuatan nilai-nilai tradisional,kepercayaan yang dianut mereka yaitu agama islam.
Aksi pemberontakan yang terjadi pada 9 Juli 1888 dimulai dari dini hari.Masa berjumlah kira-kira 100 orang dan mereka bergerak dari tempat Haji Ishak di Saneja untuk menyerang rumah Francois Dumas yang merupakan juru tulis di residen VOC.Ketika itu Dumas terpisah dari istri dan anaknya karena rasa panik.Ia memilih bermuara di rumah tetangganya yang menjadi jaksa.
Namun,istri dan anak Dumas bersembunyi di rumah kolektor.Saat itu para pemberontak bertemu di Pasar Wetang Jombang di Cilegon. Sebagai pemimpin, Ki Wasyid membagi pasukannya menjadi tiga kelompok. Awalnya, pasukan tersebut dipimpin oleh Jassim Rulla, seorang Djaro Khajruan. Kedua, tentara dipimpin oleh Haji Abdulghani dan Haji Usman. Ketiga, pasukan dipimpin oleh Haji Ismail. Fokus penyerangan saat itu adalah pembebasan tapol, Kepatihan, dan rumah yang berada di alun-alun Cilegon.
Tak lama dari itu, Haji Ismail dan pasukannya menemukan Dumas mengumpat di rumah seorang Tionghoa yang bernama Tan Heng Kok. Benar saja bahwa pasukan Haji Ismail melakukan penyerangan kepadanya. Akhirnya Dumas terluka dan dibawa ke Kepatihan oleh pembantu Haji Ismail. Saat itu, Dumas menjadi korban pertama  pemberontakan  Haji Ismail terhadap tentara. Begitupun juga dengan anak dan istrinya. Mina pembantu Dumas dan putra bungsunya,ditemukan terluka parah di tengah sawah.
Aksi pemberontakan yang dipimpin oleh Haji Usman menyerang Ulrich Basche, yang bertanggung jawab menjual garam.Baschet melepaskan tembakan dengan senapannya, menewaskan dua pemberontak. Namun pada akhirnya, Basche malah terbunuh oleh pasukan Haji Usman. Kemudian sekelompok masa pemberontak yang dipimpin oleh Lula Jassim akhirnya membebaskan 20 tahanan.Â
Pembebasan pembunuh seorang pengawas bernama Mas Kramadimeya. Namun, Istri dari Gabbels, Anna-Elisabeth van Zutphen, Vedana, Sipir Penjara, berhasil melarikan diri ke Gubernur Jenderal. Hal ini menyebabkan pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Lurah Jasim  mengepung rumah gubernur. Patty Laden Penna dicari oleh para pemberontak , tetapi dia tidak ada di sana. Akibatnya, Sadiman pun tewas sebagai abdi di Khepatihan, Setelah para pemberontak tewas,masa pemberontak yang dipimpin Lurah Jassim akhirnya membawa Raden chakradiningrat,Wedana Cilegon, Mas Sastradiwilia,Jaksa Cilegon, dan Asisten Kolektor Raden Purwadiningrat menuju Alun-alun Kota Cilegon untuk dieksekusi.
Kasiddin sebagai salah satu mantan tahanan politik, mengungkapkan jika kemarahan dan dendamnya terhadap Vedana dari Cilegon yang memenjarakannya saat itu. Beberapa  pemberontak menekankan untuk tidak mengejar Vedana di Cilegon. Seketika itu dia langsung melompat ke depan Cilegon Vedana dan berteriak: "Itu yang harus diutamakan!"
Setelah menyerang Ulrich Bachet, Gubbels dan Alfred Dumas,ia kemudian melakukan penyerangan kepada  Jacob Grondhout, dan istrinya yang bernama Cecile tewas dibunuh oleh para pemberontak. Setelah Ki Wasyid dan kawan-kawan menaklukkan Kota Cilegon.
Saat ini,pemberontak membanjiri Kota Serang sebagai salah satu ibu kota warganya.Ki Wasid memutuskan bahwa ia harus menaklukkan seluruh wilayah sekitar kota Cilegon. Ki Wasyid menegaskan kepada pemberontak bahwa penyerangan itu tidak pandang bulu dan bahwa penjajah dan pribumi memihak penjajah. Sementara itu, bupati Serang, komandan penyerangan, Letnan Phan Sur Starr, membawa 28 senjata. Mereka menuju Kota Cilegon dan mulai bertempur di kawasan Toyomert.Â
