Umumnya jurnalisme sangat identik dengan teori jarum suntik, yang dimana media mempunyai power untuk memengaruhi audiens dan audiens secara pasif menerima segala informasi yang diberikan media tanpa memilih atau melakukan proses verifikasi.
Pembuatan berita bersifat hierarkis, linear. Wartawan melakukan proses new gathering, yaitu mencari peristiwa-peristiwa di lapangan, melakukan proses penulisan, editing dan proses penyebaran berita.
Perkembangan jurnalisme
Jurnalisme kuning dan jurnalisme investigasi cukup khas. Jurnalisme investigasi berfungsi untuk mengkritik,
sedangkan jurnalisme kuning sering mengubah kebenaran perisitiwa dan membuat gambar yang menyesatkan audiens sehingga membuat berita yang dipublikasikan semakin menurun dan bahkan tidak ada.
Jurnalisme bergerak mengikuti zaman, sehingga Jurnalisme masa kini pertahap bergerak ke model horizontal transaksional.
Audiens mengkomsumsi berita sekaligus membuat berita atau prosumer. Pers yang dijalankan sebelumnya oleh orang-orang secara professional menjalankan kegiatan pers kini mulai tergantikan oleh orang biasa.
Audiens bisa mendapat berita dari mana saja dan mempublikasi melalui media sosial atau blog. Muncul empat jenis gaya pemberitahuan:
1.Jurnalisme Opini: Berita dengan sudut pandang subjektif.
2.Jurnalisme Kolaborasi: Kerjasama antara jurnalis professional dan jurnalis warga untuk dapat memproduksi berita tertentu.