Mohon tunggu...
Veronica Bernadetha Lelyemin
Veronica Bernadetha Lelyemin Mohon Tunggu... Lainnya - full time learner

penikmat konten visual dan teks

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Marionet dalam Kehidupan

12 September 2020   22:58 Diperbarui: 12 September 2020   23:00 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.pinterest.com/pin

Manusia memiliki kebebasan dalam melakukan segala hal. Tidak ada sesuatu yang dibawa satu orangpun ke dunia, kecuali dirinya sendiri. Lalu bagaimana manusia tahu cara menggunakan pakaian? Bagaimana manusia tahu cara duduk? Bagaimana manusia tahu cara berinteraksi dengan manusia lain?

John Locke (1690) pernah berkata bahwa manusia lahir ke dunia bagaikan kertas putih. Segala pengetahuan, pengalaman, dan pelajaran diperoleh melalui lingkungan di mana manusia tersebut tumbuh dan berkembang. Aspek yang berperan dalam membentuk lingkungan, identitas, dan masyarakat bisa disebut dengan kebudayaan. Budaya tidak dapat dipisahkan dari manusia, sama seperti manusia yang tidak dapat dipisahkan dari budaya.

Seperti marionet, manusia saya ibaratkan sebagai boneka yang dikendalikan melalui benang atau tali. Puppeteer atau dalang yang dimaksud di sini adalah budaya. Budaya memiliki peran yang signifikan dalam hidup manusia, yaitu mengarahkan tingkah laku dan pola pikir manusia.

Samovar (2017) memaparkan bahwa budaya adalah penyederhanaan cara hidup. Dari segala hal yang dapat dilakukan oleh manusia, budaya menyelaraskan berbagai pola kegiatan manusia dengan makna yang dapat dipahami. Misalnya seperti menyapa, duduk, makan, minum, berbicara, dll. Memang sangat sederhana, namun seringkali tidak disadari bahwa kegiatan tersebut diberi makna sedemikian rupa hingga dapat dipahami dan menjadi pola hidup.

Sesungguhnya kebebasan manusia pun dibatasi. Cukup kontradiktif dengan kalimat saya di awal bahwa setiap manusia memiliki kebebasan. Manusia memiliki akal dan budi untuk berpikir dan bertindak sesuai dengan kehendak masing-masing. Inilah alasan mengapa saya mengibaratkan manusia sebagai marionet dan bukan boneka kayu biasa. Marionet memiliki batasan dalam berperilaku, sama seperti manusia. Individulah yang menentukan apa yang akan mereka lakukan, dan benang-benang itu berada di dalam akal dan budi manusia.

Setiap marionet memiliki tali atau benang yang berbeda, sama seperti individu. Meski memiliki bahan atau warna yang sama, tetap terdapat perbedaan. Setiap manusia memiliki budaya yang beragam dan berbeda satu sama lain. Semua ini tergantung pada pengalaman dan pengetahuan yang dipersepsi oleh setiap orang. Keluarga yang tinggal di satu rumah pun tentu memiliki perbedaan karakter (meskipun mirip), dikarenakan apa yang diterima dan dialami berbeda. Perbedaan budaya tersebut berpengaruh pada pembentukan karakter dan identitas secara individu.

 Pada aspek inilah komunikasi antar budaya berperan sebagai sarana penerimaan perbedaan. Melalui komunikasi antar budaya, perbedaan tidak dilihat sebagai hal yang buruk. Perbedaan dinilai sebagai keberagaman, di mana setiap budaya memiliki kelebihan dan kekurangan. Tujuan mempelajari komunikasi antar budaya adalah untuk meminimalisir permasalahan dengan memahami orang lain dan beradaptasi dengan lingkungan. Komunikasi antar budaya seperti benang yang membantu marionet dalam berkomunikasi dengan marionet lainnya. Perbedaan budaya ini yang perlu disadari oleh setiap manusia, selayaknya memahami kehidupan manusia yang memiliki karakter yang berbeda-beda.

Dan memang seperti itu adanya.

Sumber:

Locke, John. (1690). An Essay Concerning Human Understanding (Ed. Winkler, P.K.). Indiana polis, IN: Hacket Publishing Company

Samovar, L.A., Porter, R.E., McDaniel, E.R., & Roy, C.S. (2017). Communication Between Cultures, Ninth Edition. Boston:  Cengage Learning.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun