Sejak sahur sampai jam sembilan, Umar asyik menonton acara anak-anak di Channel Horee. Karena sudah bosan, dia melanjutkan bermain bersama saudaranya. Tapi, saudaranya tidak semangat dan Umar mundur secara perlahan.
Umar kembali menemui Umi dan mengajak untuk bermain gambar. Saat bermain gambar, Umar bercerita kalau dia jago main gambar dan sering menang saat bermain dengan teman di komplek rumah.
"Belum tentu...Umar buktikan dulu sama Umi. Umi juga jago main gambar. Waktu Umi kecil, teman Umi menangis karena kalah bermain gambar dengan Umi", kata Umi sambil melirik umar.
"Oke, mi. Mari kita main. Umar akan buktikan sama Umi", balas Umar.
Umar dan Umi bermain dengan sportif. Jika menang maka harus bisa mengakui kemenangan teman dan menerima kekalahan diri sendiri.
Ternyata benar, Umar membuktikan kepandaiannya. Umi kalah saat turnamen gambar di hari pertama ramadhan. Sepertinya permainan ini akan dilaksanakan hari berikutnya.
Azan Zuhur menghentikan permainan yang sengit saat itu. Kami bergegas wudhuk dan melanjutkan salat Zuhur. Sebelum takbir, Umar menghentikan takbirku dan memintaku untuk melanjutkan permainan kedua yaitu bermain congklak.
"Umi, nanti janji ya, kita main congklak setelah salat. Umar ingin mengalahkan Umi lagi", kata Umar tersenyum.
"Oke", jawab Umi singkat.
Mereka melaksanakan salat Zuhur dengan kusuk. Umar tidak lupa berda setelah salat.
"Mi, tadi Umar doakan Umi banyak uang agar bisa belikan Umar mainan lego yang banyaaaak."