Mohon tunggu...
Vera Shinta
Vera Shinta Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Menulis adalah pelarian emosi paling sexy

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sisihkan Sedikit Rupiah daripada Harus Antre Berpanasan

6 Juli 2020   09:34 Diperbarui: 6 Juli 2020   09:37 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ket. foto: antrian panjang nunggu tes psikologi bikin/perpanjang SIM | dokpri

Pernah kan ikutan ngantri dengan deretan panjang dan panas? Kebanyakan orang pernah mengalami situasi seperti itu, demi kelancaran pelayanan dan belajar disiplin memang butuh perjuangan.

Harus mematuhi aturan untuk antri bisa dinikmati dengan berbagai cara, ada yang asyik main gadget dengan mengumbar obrolan di whatsapp ataupun berselancar di sosial media. Ada juga yang sambil nggame atau nonton film maupun drama korea (biasanya kaum hawa nih).

Bisa juga asyik ngobrol dengan sesama antrian depan belakang, saling menyapa, mengenal dan bercerita. Bahkan ada yang hanya diam sambil sesekali menghela nafas dalam balutan keluhan karena antri terlalu lama.

Biasanya tuh kalo ada tempat-tempat ramai antrian akan ada orang-orang kreatif yang menawarkan dagangan sekaligus jasa. Mereka jual makanan dan minuman dengan tawaran tempat duduk yang adem sambil tetap mengantri.

Seperti kali ini saya mau perpanjang Surat Ijin Mengemudi (SIM) dan harus antri untuk menunggu di panggil tes psikologi (tes kesehatan rohani). Masih di bilang pagi tapi antrian sudah berjubel dan mengular, mana di Brebes itu kan dekat pantai utara jadi panasnya benar-benar menggoda iman.

Orang-orang pada minggir cari tempat teduh sambil pasang kuping kalau namanya di panggil. Saya lihat sebelah ada rumah dan di teras terlihat kopi sachet bergelantungan dan ada pula tulisan "sedia minuman dingin".

Teras itu masih sepi, para pengantri lebih memilih berdiri di sepanjang gang kecil ada yang sambil merokok dan sandaran di pagar rumah orang. Saya juga udah gak tahan kakinya menahan beban tubuh dan panasnya mentari pagi menjelang siang ini.

Numpang ngadem (dokpri)
Numpang ngadem (dokpri)
Udah aja saya ke rumah itu nanyain minuman dingin, pilih air mineral ukuran sedang yang biasa dijual 3000 rupiah disini jadi 5000 rupiah. Tak apalah karena habis beli minuman terus saya numpang duduk di teras rumahnya yang adem dan nyaman.

Eh ternyata satu persatu para pengantri ikutin jejak saya, mlipir ke warung dan memesan minuman untuk numpang duduk. Ada yang pesan kopi, minuman bersoda dan air mineral juga yang penting bisa duduk dan adem.

Jadi kalau kalian lagi dalam situasi antri harus jeli lihat keadaan, tak apa keluarkan sedikit rupiah demi kenyamanan. Daripada berpanas ria bisa jadi gosong dan dikira ikan asin kan kasian tuh. Gitu aja sih sedikit tips yang penting gak penting tapi penting ini, sambil menulis artikel untuk kompasiana juga salah satu cara menikmati antrian.

KBC-26 KOmBES Brebes Jateng

Vera Shinta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun