Mohon tunggu...
Vera Shinta
Vera Shinta Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Menulis adalah pelarian emosi paling sexy

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Fenomena Kalap Belanja Makanan Sirna karena Corona

2 Mei 2020   11:21 Diperbarui: 2 Mei 2020   11:53 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterangan gambar : suasana para penjualan makanan dengan banyak pilihan | dokumentasi pribadi

Masih ingat waktu kecil dulu, kalau bulan puasa siang hari sudah heboh beli jajanan macam-macam buat persiapan buka puasa. Rasanya kalau siang hari semua makanan itu sangat menggiurkan, makanya dari kecilpun sudah mengalami fenomena kalap belanja makanan di bulan ramadan. Padahal nyatanya saat berbuka tiba jajanan itu kadang tidak tersentuh karena sudah kenyang makan nasi.

Beranjak besar dan dewasa ternyata tidak merubah sifat kalap belanja makanan tiap ramadan. Pasar kuliner dadakan bermunculan di sana sini, menawarkan berbagai menu dari makanan ringan hingga yang berat. Semua terlihat menarik untuk di santap, ingin mencoba yang ini dan ambil yang itu.

Saya sendiri memang hobi kuliner jadi saat ramadan sangat senang mencari sesuatu yang baru. Hampir tiap hari mencari tempat penjual sajian ramadan yang menarik, pulang kerumah beberapa kantong plastik tertenteng nyata berisi aneka macam makanan enak.

Tapi sekarang kebiasaan itu menjadi sirna, karena corona tak ada lagi pasar kuliner mewabah. Jalanan sepi, tak ada lagi pemandangan indah aneka macam makanan dalam keriuhan tempat yang di serbu pemburu kuliner. Kalaupun ada penjual paling beberapa saja dan kadang kurang menarik menunya 

Ramadan kali ini memang sangat berbeda, fenomena kalap belanja makanan menjadi sirna oleh corona. Semua orang lebih nyaman tetap di rumah, memasak makanan dan camilan seadanya. Kadang ada rasa waswas saat berada di tempat penjual makanan karena yang datang tidak hanya dari satu desa namun banyak juga warga desa tetangga yang memang sudah zona merah karena ada yang positif corona.

Islam mengajarkan manusia untuk tidak berlebihan dalam hal apapun, termasuk belanja makanan saat ramadan. Namun nyatanya sifat manusia tidak bisa mengendalikan hawa nafsu sehingga mengabaikan peringatan itu. Kini teguran langsung untuk manusia melalui pandemi Covid-19 ternyata lebih manjur, manusia takut tertular sehingga lebih waspada untuk keluar rumah. 

Otomatis mengendalikan sifat kalap belanja karena tak bisa bebas bergerak dan waswas. Semoga setelah Covid-19 berlalu kita tetap bisa mengendalikan hawa nafsu dalam segala hal, bukan karena takut pada penyakit tapi karena kita mengikuti ajaran yang baik atas Firman Sang Pencipta.

KBC-26 Brebes Jateng

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun