Mohon tunggu...
Veny Dwi Nursandy
Veny Dwi Nursandy Mohon Tunggu... lainnya -

biological student :)

Selanjutnya

Tutup

Nature

Alga Hijau; Bahan Bakar Alternatif Masa Depan

30 Desember 2014   21:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:09 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aga hijau digunakan sebagai bahan pembuat biodiesel

[caption id="" align="aligncenter" width="375" caption="Produksi alga hijau sebagai bahan baku biodiesel"][/caption]

Seiring dengan semakin banyaknya kendaraan di Indonesia, konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) juga terus meningkat. Hal ini tidak sebanding dengan sumber daya yang tersedia, sehingga dibutuhkan bahan bakar alternatif  terbarukan sebagai upaya pengurangan konsumsi BBM.

Salah satu upaya pengurangan  konsumsi BBM adalah dengan menggunakan Biodiesel. Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang dapat diperbaharui dan ramah lingkungan karena sifatnya yang biodegradable yaitu dapat terurai secara biologis (tidak beracun) dan dapat membaur kembali ke lingkungan. Biodiesel yang kini diproduksi kebanyakan berasal dari tanaman pangan, yang dalam jumlah besar dapat menyebabkan peningkatan harga pangan sehingga secara tidak langsung menyebabkan kelaparan secara global.

Inilah alasan mengapa para peneliti mencari bahan baku biodiesel non-pangan. Salah satu bahan baku biodiesel non pangan adalah Alga hijau (Chlorella pyrenoidosa). Alga hijau ini menarik untuk diteliti sebagai bahan baku biodiesel karena siklus hidupnya pendek, memiliki kandungan minyak yang tinggi, dan mudah beradaptasi pada berbagai lingkungan sehingga mudah diproduksi.

Namun dalam produksi biodiesel berbasis alga, terdapat kendala yaitu harga jualnya yang mahal disebabkan oleh mahalnya medium pertumbuhan alga yang juga berasal dari bahan pangan. Jerami yang merupakan bahan non pangan mengandung lignuselulosa yang dapat digunakan sebagai alternatif medium pertumbuhan alga yang lebih ekonomis dan dapat menghasilkan produksi minyak lebih banyak bila dibandingkan dengan sumber karbon lain.

Pengolahan biodiesel alga melalui metode transesterifikasi in-situ, yaitu proses yang tanpa melalui ekstraksi namun langsung menggunakan alkohol sebagai pelarut sehingga prosesnya lebih cepat dan menghasilkan biodiesel yang lebih banyak. Selain menghasilkan biodiesel, metode transesterifikasi in-situ juga menghasilkan glycerin yang bernilai jual tinggi.

Oleh karena itu produksi biodiesel alga hijau ini dapat dikembangkan dalam produksi skala besar sebagai solusi pengurangan konsumsi BBM.

Sumber: Penglin Li, XiaolingMiao, Rongxiu Li, and Jianjiang Zhong. 2011. "In Situ Biodiesel Production from Fast-Growing and High Oil Content Chlorella pyrenoidosa in Rice Straw Hydrolysate" Journal of Biomedicine and Biotechnology. Hindawi Publishing Corporation.

Artikel ini dibuat oleh Agung, Novi, Risma, Sulianti, Vasya dan saya Veny untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bioteknologi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun