Mohon tunggu...
Venusgazer EP
Venusgazer EP Mohon Tunggu... Freelancer - Just an ordinary freelancer

#You'llNeverWalkAlone |Twitter @venusgazer |email venusgazer@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kini Emak-emak Pun Doyan Main Games

15 Desember 2013   03:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:55 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_298765" align="aligncenter" width="587" caption="game Candy Crush di Smartphone (dok.pribadi)"][/caption]

Ternyata bermain game bukan lagi monopoli anak-anak atau lelaki dewasa saja. Saat ini kaum wanita terutama ibu-ibu pun keranjingan ngegame. Semua ini tidak lepas dari kemajuan perkembangan dunia games yang semakin menarik baik dari sisi content maupun grafis.

Jika dilihat dari perangkatnya, untuk memainkan sebuah game yang cukup menghibur tidak harus menggunakan game console seperti Play Station atau Xbox. Bagi pengguna smartphone baik itu IOS maupun Android dapat dengan mengunduh dengan cepat beragam game di Apple Istore atau Play Store, bahkan banyak yang gratis.

Beberapa waktu yang lalu penulis duduk berseberangan dengan seorang wanita paruh baya di bangku tunggu sebuah arena permainan anak di sebuah pusat perbelanjaan. Jari jemarinya asyik berkutat dengan handphone layar lebar berwarna putih susu. Ekspresi wajahnya kadang serius sambil mengernyitkan kedua alisnya.

Lalu tiba-tiba ibu itu setengah berteriak kegirangan,” Yes!”.

Dengan sekejab ia menjadi pusat perhatian para pengunjung yang lain termasuk saya. Tergambar keceriaan di wajahnya. Menariknya ia tetap cuek dengan kanan-kiri lalu kembali fokus pada handphonenya. Sekilas dari layar handphonenya tampak tampilan akhir sebuah game yang saat ini sedang marak dimainkan yaitu Candy Crush. Ternyata bukan asyik update status facebook atau bercit-cat ria dengan Whatsapp atau BBM, tetapi ngegame!

Game Candy Crush ini adalah salah satu games yang sedang naik daun saat ini, dan boleh jadi mulai mengalahkan pesona Angry birds. Game buatan Rovio itu juga mengasyikan hanya saja agak terkesan games ini buat kalangan anak-anak/remaja. Candy crush sendiri sepertinya mudah untuk dimainkan terutama pada part-part awal. Semakin lama semakin bervariasi tingkat kesulitannya dan sangat menantang. Walaupun walkthrough-nya dapat dicari di YouTube.

Seperti beberapa game yang lain, Candy Crush terkoneksi dengan facebook. Bila gagal menyelesaikan misi dalam beberapa percobaan maka “live”akan habis. Perlu menunggu beberapa menit (lebih dari 15 menit) untuk bisa kembali bermain. Di step tertentu malah diperlukan bantuan dari teman facebook sesama pemain Candy Crush untuk minta ‘nyawa’. Karena terhubung dengan facebook maka kita bisa melihat skor dan juga posisi teman kita. Ada tantangan juga untuk mendapat ‘bintang’ dan nilai yang lebih dari mereka.

Ya kini eranya games mudah untuk dimainkan oleh semua kalangan. Termasuk bagi ibu-ibu atau wanita dewasa. Games sudah ada dalam genggaman. Simpel dan bisa dimainkan dimana dan kapan saja. Tidak harus duduk di depan televisi. Tidak perlu berebutan PS dengan anak atau suami. Bahkan ada yang dulu tidak suka main apapun yang namanya games namun akhirnya terpikat setelah mencoba dan menemukan 'something' dari sebuah permainan online.

[caption id="attachment_298766" align="aligncenter" width="643" caption="resto acak adut milik ibu Bunga di game Chefville (Courtesy Bunga)"]

1387048305997481346
1387048305997481346
[/caption]

Simak pengakuan Bunga, selain bermain Candy Crush, ia juga bermain game Chefville. Sebuah game yang dimainkan via facebook. Walau mengaku tidak kecanduan namun ibu dua anak ini akan galau jika koneksi internet di rumahnya sedang down. Agar lebih ekonomis ia khusus berlangganan paket internet bulanan dan melengkapi dengan jaringan wifi. Salah satu manfaat yang ia peroleh dari bermain Chefville ini adalah nilai sosial. Yaitu berhubungan dengan teman-teman baru terutama dari luar negeri. Mereka akan saling share gift satu sama lain demi keberhasilan bersama dan mereka tidak individualis.

Lain lagi dengan ibu L, seorang ibu rumah tangga yang namanya enggan disebutkan. L juga hobi ngegame sejak lama, tetapi Ia lebih suka mainkan game offline jenis time management lain seperti Dinner Dash, Farm Frenzy atau Sally Salon. Wanita yang berprofesi sebagai penulis lepas ini menjadikan games sebagai selingan mana kala mengalami kebuntuan ide. Setelah bermain games biasanya pikirannya kembali fresh sehingga bisa kembali menulis.

Tidak hanya Bunga dan ibu L saja yang menjadikan games sebagai bagian dari rutinitas. Coba perhatikan wanita-wanita disekitar kita. Ada yang asyik ngegame kala sedang berada di KRL atau ketika menunggu jemputan. Di kantor pas jam istirahat setelah makan siang, wanita-wanita kembali menatap layar monitor demi bermain game walau hanya bermain solitaire. Sebuah pemandangan yang umum saat ini.

Bermain games itu bermanfaat. Asalkan tidak menglalaikan tugas baik di rumah maupun di tempat kerja. Juga tidak mengurangi perhatian terhadap anak-anak maupun suami. Dikutip dari situs Forbes, menurut Dr. Jane McGonigal, seorang perancang sekaligus peliti games asal Amerika Serikat (dan beberapa pakar menyetujui pendapatnya) bahwa ada manfaat yang bisa dipetik dari bermain games. Antara lain,

Bermain games mengajarkan seseorang bagaimana berpikir kritis, dan bagaimana menyelesaikan masalah. Bermain games dapat mendorong terciptanya solusi-solusi serta adapatasi-adaptasi yang kreatif dimana bisa diterapkan pada kehidupan nyata. Ternyata games dapat pula mengkatalisasi pemikiran-pemikiran segar secara lebih kuat.

Bermain games mengajarkan kerjasama/kolaborasi. Saat ini games banyak yang real-time dan mengglobal. Mudah dimainkan dan murah bahkan gratis. Seperti pada Games multiplayer dimana dibutuhkan kerjasama tim untuk mengumpulkan sumber daya (resources) untuk mencapai misi. Sama seperti pada kehidupan nyata dimana untuk sukses diperlukan kerjasama dengan pihak lain.

Bermain games mengajarkan bagaimana menerima kegagalan. Di kehidupan nyata kadang banyak permisif jika seseorang mengalami kegagalan. Dalam dunia games, jelas disebutkan siapa yang menang dan siapa yang kalah. Kemenangan mengajarkan kita bagaimana menang dengan baik tanpa harus jadi arogan. Dan kekalahan mengajarkan pula bagaimana kalah secara elegan tanpa harus merengek atau menyalahkan siapapun.

Bermain games membuat orang bahagia. Walaupun ada pada posisi terakhir namun sesungguhnya, inilah tujuan orang bermain games. Games menjadi salah satu sarana hiburan yang bisa bikin hati senang. Coba tanya pada mereka yang menyelesaikan sebuah misi/tantangan setelah beberapa jam harus memutar otak. Mencari taktik dan strategi terbaik untuk bisa melewati sebuah level. Orang akan berusaha untuk sampai pada tahap penguasaan (mastery). Seseorang yang ketika pada titik dimana berhadapan pada sesuatu yang menantang, terkadang tanpa sadar melewati keterbatasan diri dengan melakukan hal-hal baru. Dan itu semua dapat menjadikan orang semakin cerdas.

Ternyata banyak manfaat yang bisa dipetik dari bermain games. Bukan lagi just for fun atau killing time semata. Ya mungkin saja ada suami-suami yang kurang senang jika istri asyik main games. Apa alasannya? Takut perhatian istri berkurang atau alasan irasional lain seperti soal kepatutan?

Kalau saya sih emak-emak punya hobi ngegame ya monggo-monggo saja. Khan sama dengan hobi-hobi yang lain.Asalkan dilakukan dengan bijaksana. Setuju?

Ref: Want to Be Smarter?....

(Terima kasih buat narasumber saya Ibu Bunga dan ibu S yang sudah berbagi pengalaman)

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun