Kenaikan harga kebutuhan hidup di desa Mekar Raya, Kecamatan Simpang Dua, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat masih terus melonjak berbanding terbalik dengan harga jual komoditi utama yang menjadi sumber penghasilan penduduk di desa tersebut. Infrastruktur boleh maju disektor nasional, tapi rasanya harga-harga komoditi utama sangat tidak bersahabat untuk kalangan petani lokal. Sebagai contoh harga karet hanya berkisar antara Rp.6000-Rp.7000 per kilogram dibandingkan dengan harga kebutuhan pokok yang terus meningkat seperti gas elpiji 3 kilogram (bersubsidi) harganya mencapai Rp.35.000 (Karab, Simpang Dua, 21/10/2019).
Faktor utama yang menjadi keluhan petani lokal bukanlah kenaikan harga barang yang sangat signifikan, melainkan tidak sesuainya harga komoditi utama yang menjadi sumber penghasilan petani lokal. Pemusatan di satu sektor bidang menjadi faktor utama lambatnya perkembangan perekonomian di kalangan masyarakat. Minimnya keterampilan turut berkontribusi menjadi faktor turun temurun pemusatan kerja hanya pada satu bidang.
Upaya pemerintah daerah sangat diperlukan untuk menjadi pembeda dalam menarik industri kreatif pada lingkungan perdesaan dikalangan penduduk yang memiliki keterampilan minim. Peran nyata pemerintah dalam pengembangan sektor industri kreatif, pembentukan desa fokus dan penerapan kebijakan harga dengan mengedepankan kesejahteraan penduduk pedalaman sangat diperlukan. Bila pemerintah daerah dengan segenap sektor swasta benar-benar memperhatikan kesejahteraan petani di daerah pedalaman, bukan tidak mungkin kesejahteraan penduduk pedalaman bisa terealisasi.