Mohon tunggu...
Velda SyifaSeptiningsih
Velda SyifaSeptiningsih Mohon Tunggu... Sekretaris - Mahasiswa

Stop be your self and start be your best self

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kualitas Air Selama Pandemi Covid-19

26 Oktober 2020   06:35 Diperbarui: 26 Oktober 2020   07:23 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kebutuhan utama dan mendasar dalam kehidupan adalah air yang dapat digunakan untuk memasak, minum dan lain sebagainya. Air juga merupakan sumber nutrisi yang paling utama, pencegahan penyakit, membantu produksi pangan dan lainnya. Namun saat adanya pandemic kualitas air menurun. 

Di Indonesia pandemi Covid-19 menyebar dan masuk pada akhir bulan Maret hingga sekarang berdampak pada berbagai sektor salah satunya kualitas air. Pandemi Covid-19 mewajibkan semua orang menjaga kebersihan, salah satu pencegahan Covid-19 yaitu dengan mencuci tangan menggunakan sabun sesering mungkin. Mencuci tangan menggunakan sabun merupakan cara yang paling efektif untuk pencegahan Covid-19. Namun dari kegiatan mencuci tangan akan berdampak terhadap penurunan kualitas air.

Semakin banyak orang mencuci tangan maka semakin tinggi kebutuhan air bersih. Kebutuhan air bersih tidak hanya untuk mencuci tangan tetapi juga untuk melayani rumah sakit dalam melayani kebutuhan pasien yang terjangkit Covid-19 ataupun pasien lainnya Berdasarkan data Dana Anak-anak PBB (UNICEF) dan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), akses ke air bersih tetap menjadi persoalan global dengan 2,2 miliar orang memiliki keterbatasan akses untuk mendapatkan air minum yang dikelola secara aman, sementara tiga miliar lainnya tidak memiliki fasilitas cuci tangan dasar.

PBB merancangkan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup miliaran orang di seluruh dunia dan diharapkan dapat tercapai pada tahun 2030. 

Peningkatan air bersih dan sanitasi merupakan salah satu tujuan dari SDGs. Dalam kondisi normal air bersih sangat penting khususnya untuk kebutuhan rumah tangga, apalagi dimasa pandemi yang dimana masyarakat diperintahkan selalu mencuci tangan dengan air dan sabun.

Penurunan kualitas air merupakan dampak dari limbah buangan (sabun) yang belum diolah ke badan sungai yang tidak terkendali. Tingginya aktivitas mencuci tangan di menyebabkan daya dukung sungai terhadap polutan tidak sesuai. Berdasarkan Supratiwi (2014) bahwa sekitar 60 hingga 70 persen beban pencemaran sungai disebabkan oleh limbah domestik (sabun). 

Sabun merupakan salah satu limbah detergen yang termasuk kedalam limbah domestik rumah tangga jenis Greywater atau limbah nonkakus. Kandungan yang terdapat pada sabun sangat berbahaya dan dapat merusak saluran air, surfaktan, Nonylphenol Ethoxylates (NPE) dan fosfat.

Konsentrasi fosfat yang berlebih pada perairan dan tidak sesuai dengan baku mutu yang ada akan menyebabkan penurunan kualitas air, fosfat memacu pertumbuhan alga (blooming algae) atapun eceng gondok pada ekosistem perairan. 

Pertumbuhan alga dan eceng gondok ini mempengaruhi turunnya populasi ikan. Selain itu, limbah detergen yang dibuang keperairan dapat meningkatkan pH air dan sangat mengganggu organisme air salah satunya ikan. 

Risamasu dan Prayitno (2011) menyatakan bahwa pengkayaan zat hara diperairan memiliki dampak positif yaitu produksi fitoplankton meningkat, namun pada tingkatan tertentu juga dapat menimbulkan dampak negatif terjadi pertumbuhan alga yang berlebih (blooming algae). sedangkan kandungan surfaktan yang ada disabun menyebabkan organisme kecil keracunan dan bahkan mati karena tidak terdegrasi dan meninggalkan residu pada air yang diakibatkan dari gundukan sabun.

Pandemi COVID-19 berdampak pada segala hal, dan dampak lanjutannya termasuk dalam pencemaran lingkungan yang justru dikarenakan cara-cara pencegahan yang berlebihan pada masyarakat. Hal demikian ini perlu pendekatan yang lebih bijak dalam menghadapi kondisi krisis semacam ini. Termasuk dalam hal bijak dalam menggunakan sabun sebagai sisi lain pencegahan COVID-19. Pandemi Covid-19 memang harus tetap menjaga kesehatan dengan mencuci tangan tetapi jangan lupakan lingkunganpun harus dijaga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun