Mohon tunggu...
Vebri Injilika Br Sembiring
Vebri Injilika Br Sembiring Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Hobi : Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Taman Hutan Raya Bandung: Misteri Sejarah Gua Belanda dan Gua Jepang

1 Desember 2022   21:14 Diperbarui: 1 Desember 2022   21:34 1191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Taman Hutan Raya Bandung merupakan salah satu bukti dari keindahan kota Bandung yang menjadi bagian dari hutan lindung dan dikelola oleh pemerintahan kota Bandung dan kini berfungsi sebagai Taman Wisata Alam yang terletak di Curug Dago. Taman Hutan Raya ini di resmikan pada tanggal 14 Januari 1985 bertepatan dengan hari kelahiran Ir. H. Djuanda dan menjadi TaHuRa pertama yang ada di Indonesia berdasarkan surat keputusan presiden Republik Indonesia. 

Taman Hutan Raya ini sangat erat kaitanya dengan zaman purba juga dengan zaman kolonialisme. Daerah ini juga mengalami beberapa bentuk perubahan yang diakibatkan oleh gejala alam yang terjadi dari masa ke masa dan dari zaman ke zaman. Hutan Raya ini tebentang dari Dago pakar sampai ke kawasan Maribaya Lembang yang mencapai 590 ha. Dalam Taman Hutan Raya ini terdapat beberapa peninggalan dari zaman penjajahan negara asing yaitu negara Jepang dan negara Belanda, dimana peninggalan ini menjadi salah satu tempat yang memiliki banyak pengungjung bahkan dari luar kota Bandung. 

Tentunya pengunjung yang mendatangi Gua Jepang dan Gua Belanda ini bukan hanya tertarik karena keunikan dari tempatnya tetapi juga meihat dari segi sejarah yang terkandung didalamnya dan bagaimana perjuangan yang dialami oleh bangsa Indonesia pada masa tersebut. 

Gua Belanda merupakan salah satu Bangunan peninggalan dari zaman Kolonialisme masa penjajahan negara Belanda. 

Gua ini dibangun pada tahun 1906 dengan tujuan menjadikan gua tersebut sebagai terowongan penyadapan aliran air sungan Ci Kapundang untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dibuat oleh BEM (Bandoengsche Electricteit Maatschappij). yang mencapai lebih dari 47.500 jiwa (Jakarta/Batavia 200.000 jiwa; Surabaya 150.00 jiwa; Semarang 90.000 jiwa). Namun tidak diketahui dengan sebab apa PLTA ini tidak berfungsi lama. 

Gua ini mengandung banyak unsur sejarah diaman pada masa terjadinya perang Dunia ke-II, Belanda menjadikan gua tersebut sebagai stasiun radio telekomunikasi. 

Namun pada masa kemerdekaan, Gua tersebut beralih fungsi menjadi gudang mesiu untuk para pejuang Indonesia. Usai penjajahan yang dilakukan Belanda, pada kawasan yang sama dibangun juga sebuah Gua yang lain oleh negara jepang pada tahun 1942 silam. Jepang menggunakan Gua tersebut sebagai tempat barak Militer dan juga Gua perlindungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun