Mohon tunggu...
VDPS IAASIndonesia
VDPS IAASIndonesia Mohon Tunggu... Lainnya - VDPS IAAS Indonesia

IAAS INDONESIA

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sektor Pertanian Saat Pandemik COVID-19, Kian Meningkat atau Merosot?

18 Juni 2020   10:45 Diperbarui: 18 Juni 2020   10:45 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
saeful-fachri.blogspot.com

Pandemik COVID-19 saat ini telah menjadi krisis global, dengan jumlah kasus yang diketahui meningkat tiap harinya dan ratusan juta orang yang harus berada dalam kondisi lockdown. Wabah COVID-19 di seluruh dunia telah berdampak signifikan di berbagai sektor kehidupan seperti struktur politik, sosial, ekonomi, agama, keuangan, serta pertanian dan ketahanan pangan.

Seperti kita ketahui bahwasannya di beberapa negara lain pun telah diterapkan sistem kerja dari rumah (Work From Home) dan himbauan menjaga jarak atau dikenal dengan physical distancing. Begitu pula dengan Indonesia, pemerintah telah menetapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di setiap daerah untuk menekan penyebaran virus COVID-19.

" Bagaimana dampak COVID-19 bagi sektor pertanian? Serta apa dampak terhadap Ketahanan Pangan kita?"

Pada situasi pandemik seperti saat ini, sektor pertanian dan ketahanan pangan Indonesia berada pada situasi yang krusial. Presiden pertama kita Ir.soekarno menegaskan, ''Soal pangan adalah hidup matinya bangsa". Oleh karena itu, sektor  pertanian harus menjadi fokus pemerintah dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia, khususnya ketika pandemik ini berlangsung.

"Namun bagaimana sebenarnya keadaan sektor pertanian di Indonesia ketika pandemik COVID-19 ini ? Apakah kian merosot ? atau justru mengalami peningkatan ?"

Sejak awal pandemik COVID-19, tidak terjadi kemerosotan yang signifikan terhadap sektor pertanian, akan tetapi malah sebaliknya. Sektor ini sangat dibutuhkan dan telah ditetapkan sebagai komponen penting dalam konteks krisis COVID-19 di Indonesia. 

Menurut Ilo (2020), akibat kebijakan PSBB yang diterapkan oleh pemerintah, terdapat banyak kendala yang dihadapi dalam sektor ini, seperti kendala-kendala logistik dalam rantai pasokan, khususnya lintas batas akibat pembatasan pergerakan dalam negeri, serta persoalan ketenagakerjaan yang dapat mengakibatkan gangguan dalam pemasokan pangan.

Selain itu,  sejumlah petani khususnya petani kecil di pelosok daerah mengalami kesulitan untuk memasarkan hasil panen mereka ketika pembatasan kegiatan di luar rumah dibatasi. Pembatasan pergerakan juga mencegah para petani dalam mengakses pasar dan berakibat pada terbuangnya barang yang telah diproduksi sebelumnya. Penutupan restoran, pasar, dan supermarket mengakibatkan penurunan permintaan akan produk segar sehingga banyak petani menderita kerugian yang cukup besar.

Pemasaran produk secara online nyatanya juga belum bisa merangkul para petani yang berada di pelosok daerah karena masih banyaknya yang belum melek teknologi. Survei terbatas yang dilakukan Yayasan Odesa Indonesia di pasar-pasar utama Jawa Barat (misalnya di GedeBage) menunjukkan bahwa sekitar 50% pedagang produk-produk pertanian sudah pulang kampung karena mengalami kerugian akibat pandemik ini.

Ketika situasi pandemi  COVID-19 masih terus berlangsung, langkah-langkah darurat yang tepat harus segera dilakukan guna mendukung usaha-usaha agropangan yang berorientasi pada upaya stimulasi produksi pertanian dan menjamin kesejahteraan petani, khususnya petani kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun