Mohon tunggu...
Varhan AZ
Varhan AZ Mohon Tunggu... Auditor - Penyemangat

Beneficial #ActivistPreneur

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Keteladanan Sudirman dan Pembentukan Karakter TNI yang Dicintai

26 Januari 2020   11:51 Diperbarui: 27 Januari 2020   21:05 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kebudayaan.kemdikbud.go.id

Keteladanan Sudirman dan Pembentukan Karakter TNI yang Dicintai

Oleh: Varhan Abdul Aziz (Alumni Magister Ketahanan Nasional Universitas Indonesia)

"Para Pendahulu Telah Menanam, Sehingga Kita Memakan Buahnya. Sekarang Kita Menanam, agar Generasi Mendatang Memakan Hasilnya."
- KH.A.Wahid Hasyim -

Jadi apanya suatu bangsa sekarang, ditentukan siapa yang memimpinya di masa dahulu. Jadi apanya bangsa di masa depan, tergantung siapa yang memimpinya sekarang. Indonesia bersyukur, dipimpin oleh pemimpin - pemimpin yang benar di masa pendahulu.

Kalau pendahulunya Komunis, maka jadilah Bangsa itu Komunis, Tentaranya Komunis, Rakyatnya Komunis, Cina contohnya. Kalau pendahulunya Liberal, jadilah Bangsanya, Liberal, Tentaranya Liberal, Rakyatnya Liberal, AS sampelnya. Mungkinkah berubah? Bisa, tapi butuh effort, waktu, bahkan darah dalam prosenya. Mau? Tidak!!! Maka Indonesia menjadi Pancasilais, karena beruntung memiliki pendahulunya menyepakati Pancasila sebagai dasar Negara.

Tentara kita hari ini, ditentukan oleh pendiri tentaranya di masa lalu. Bersyukurnya, yang memimpin tentara terdahulu adalah seorang Soekarno, Soedirman, Urip Sumoharjo, TB Simatupang, Nasution dan pemimpin2 baik lainya. Bukan orang - orang seperti Idi Amin, Pol Pot atau Lenin. Maka budaya tentara kita menjadi sesuai dengan karakteristik pendahulunya.

24 Januari baru saja lewat. Banyak yang tidak tahu, hari itu merupakan hari lahir salah satu anak bangsa terbaik yang mengorbankan hidup dan matinya untuk Indonesia. Sudirman namanya. Orang pertama yang menjadi Jenderal di Indonesia, dan orang pertama yang menjadi Jenderal Besar (Pangkat Bintang 5) diantara hanya 3 orang yang mendapatkanya.

TNI hari ini adalah gambaran Karakter kepemimpinan Soedirman di masa lalu. Sifat rela berkorban tentara kita tergambar dari betapa Sudirman memilih Gerilya melawan Belanda dalam Agresi militernya, meski dalam keadaan sakit, ditandu dan hanya bernafas dengan sebelah paru. Ia pernah berkata, *"Lebih Baik Di Bom Atom 100 Kali, daripada Merdeka Kurang 100%!!!"*

Karakteristik Sudirman yang tidak mencampuradukan Tentara dengan politik, adalah salah satu warisan terkuat yang dimiliki TNI hari ini. *"Ibukota negara boleh jatuh, presiden boleh ditawan, tapi TNI tidak pernah menyerah. Benteng terakhir republik ada dalam hati para prajurit."*

Ia berbeda pandangan dengan Soekarno yang memilih tetap di Ibu Kota tidak bergerilya. Namun tetap menghargai dan mentaati perintah Presiden sebagai pemimpin panglima tertinggi RI. Saat selesai Konferensi Meja Bundar, RI merdeka penuh. Sudirman Pulang dari gerilya. Sebagai seorang yang terkenal dan populer karena perjuanganya, bisa saja ia berniat menjadi penguasa Indonesia. Namun kemurnian hatinya tidak pernah sekalipun memikirkanya. Selayaknya TNI yang bersumpah setia pada Negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun