Dampak covid-19 terhadap perekonomian di dunia sangat terlihat jelas. Terhambatnya kegiatan perekonomian yang kemudian mempengaruhi pendapatan negara juga memberikan dampak yang signifikan terhadap masyarakat. Di masa pandemi ini terdapat banyak sekali dampak negatif dalam semua aspek kehidupan yang bisa dirasakan tidak hanya terbatas pada moneter dan keuangan melainkan juga menyangkut permasalahan kesehatan dan sosial sehingga banyak kegiatan bisnis terhenti. Dari dampak pandemi Covid-19 sangat perlu didukung dengan adanya strategi jangka pendek dan jangka panjang untuk menjaga kesinambungan, UMKM ini merupakan salah satu pelaku perekonomian.
UMKM adalah usaha yang dimiliki oleh perseorangan maupun badan usaha yang didukung oleh pemerintah dengan aturan yang sudah ditetapkan di undang-undang.
Kegiatan bisnis para pelaku UMKM benar-benar terdampak oleh adanya pandemi COVID-19 yang sedang terjadi saat ini. Terbukti dengan adanya perubahan order dan penurunan pendapatan, serta kendala-kendala lain terkait dengan kegiatan usaha seperti proses produksi yang terganggu, kegiatan pemasaran yang terhambat, menurunya aktivitas jual beli akibat social distancing.
Sehubungan dengan hal tersebut, sebagian pelaku UMKM dibidang makanan yang terdampak oleh pandemi COVID-19 ini mempunyai kemampuan yang unik yaitu terbukti dari inisiatif pengusaha warteg yang memilih untuk tetap beroperasi, namun mengubah cara berjualan dengan cara melayani pembelian kemasan yaitu untuk dibawa pulang, tidak melayani pembelian makan di tempat.
Terdapat beberapa lapangan usaha UMKM yang terkena dampak paling besar yaitu penyedia akomodasi, pariwisata, dan makan minum, perdagangan besar dan eceran, serta reparasi sepeda motor dan transportasi dan perdagangan. Berdasarkan data yang diolah P2E LIPI, dampak penurunan pariwisata terhadap UMKM yang bergerak dalam usaha makanan dan minuman mikro mencapai 27%. Sedangkan dampak terhadap usaha kecil makanan dan minuman sebesar 1,77%, dan usaha menengah di angka 0,07%. Pengaruh virus COVID-19 terhadap unit kerajinan dari kayu dan rotan, usaha mikro berada di angka 17,03%. Untuk usaha kecil di sektor kerajinan kayu dan rotan 1,77% dan usaha menengah 0,01%. Sementara itu, konsumsi rumah tangga juga akan terkoreksi antara 0,5% hingga 0,8%.
Terhentinya aktivitas distribusi akibat pandemi Covid-19 ini tentu sangat merugikan pelaku bisnis UMKM. Namun pelaku UMKM harus tetap berusaha untuk mempertahankan bisnisnya dan sebagian lain berusaha untuk mengalihkan kegiatan bisnisnya ke jenis usaha lain agar tetap mendapatkan penghasilan.
Para pelaku UMKM yang terdampak selama pandemi ini juga mengharapkan adanya bantuan dana atau modal usaha, pemasaran produk, dan bantuan sembako atau kebutuhan pokok serta alat-alat kesehatan seperti masker, handsanitizer, dan APD selama periode pandemi COVID-19.
 References :
https://plj.ac.id/ojs/index.php/jrlab/article/download/380/316
Â