Mohon tunggu...
Andi Surya Mustari
Andi Surya Mustari Mohon Tunggu... Administrasi - Statistisi

Merangkai hikmah yang berserak

Selanjutnya

Tutup

Money

1/10 Penduduk Indonesia Miskin

11 September 2017   21:42 Diperbarui: 11 September 2017   21:47 1353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber data: Rilis data kemiskinan Maret 2016

Betul, satu dari sepuluh penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Tepatnya, 28 juta penduduk hidup dengan pengeluaran perkapita kurang dari Rp. 354.386,- per bulan. Jika satu rumah tangga terdiri atas lima anggota, maka rata2 pengeluaran rumah tangga miskin di bawah 1,77juta rupiah per bulan. Ini adalah data Maret 2016.

Mayoritas penduduk miskin tinggal di Jawa dan sumatera, yaitu mencapai lebih dari 21 juta jiwa. Secara proporsi, orang miskin lebih mudah ditemukan di Maluku Papua dan Bali Nusa Tenggara. Di papua saja, hampir tiga dari sepuluh penduduk adalah miskin. Sementara di Papua Barat sebanyak satu dari empat orang.

Kemiskinan diidentifikasi dengan cara membandingkan nilai konsumsi perkapita penduduk dengan garis kemiskinan (GK). Penduduk miskin adalah orang dengan pengeluaran perkapita yg lebih rendah daripada nilai GK provinsi, sesuai klasifikasi daerah. Besarnya nilai konsumsi atau pengeluaran tiap orang diperoleh dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas KP).

Jadi, kemiskinan diidentifikasi dari nilai konsumsi, bukan pendapatannya. Apapun yang dikonsumsi dari makanan dan non makanan, baik barang maupun jasa, disetarakan dengan nilai rupiah harga pasar kemudian diestimasi menjadi pengeluaran perkapita penduduk. Estimasi dilakukan dari 300ribu rumah tangga sampel Susenas, atau sekitar 0,44% dari 68juta rumah tangga di seluruh Indonesia.

Koq kecil buanget sampel untuk estimasi kemiskinan? Secara persentase memang sangat kecil, tapi secara jumlah, Susenas merupakan survei dengan jumlah sampel rumah tangga terbesar di Indonesia, bahkan di dunia. Itulah canggihnya ilmu statistik, yang mampu menciptakan teknik sampling tertentu buat menghasilkan nilai estimasi yang lebih akurat. Karena sampel yang besar, artinya pengelolaan petugas yang lebih rumit, anggaran yang lebih besar dan waktu yang lebih panjang.

Adapun GK dihitung dengan menjumlahkan nilai GK makanan dan GK non makanan. GK makanan merupakan jumlah rupiah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi 2100 kilokalori, sementara GK non makanan untuk kebutuhan barang dan jasa komoditas terpilih dari perumahan, kesehatan dan pendidikan. Sekali lagi, kemiskinan diestimasi dengan membandingkan nilai GK dengan pengeluaran perkapita penduduk, dari data sampel Susenas KP.

Memahami konsep penghitungan kemiskinan sangat penting, supaya bisa menentukan program pengentasan yang tepat sasaran. Karena angka 10,8% hanyalah sebuah angka yang bisa diturunkan dengan mudah jika dipahami filosofinya. Akan tetapi perlu diingat, realitas kemiskinan bukanlah sekedar angka absolut. Kemiskinan relatif akan selalu ada di sekitar kita, membuka kesempatan untuk terus mensyukuri kondisi diri dan berbuat baik untuk sesama.

...

[09/05/2017]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun